Studi soal paparan polusi dalam Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal) menemukan bahwa paparan tinggi partikulat dikaitkan dengan kurangnya perhatian eksekutif pada anak laki-laki dan perempuan. (Foto: Pexels.com)
Studi soal paparan polusi dalam Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal) menemukan bahwa paparan tinggi partikulat dikaitkan dengan kurangnya perhatian eksekutif pada anak laki-laki dan perempuan. (Foto: Pexels.com)

Studi: Polusi Udara Sebelum dan Setelah Kelahiran Pengaruhi Kognitif Anak

Rona studi kesehatan
Anda Nurlaila • 31 Mei 2019 11:03
Jordi Sunyer, Koordinator Program Anak dan Lingkungan ISGlobal sekaligus penulis studi tentang paparan polusi dari Institut Barcelona menemukan bahwa paparan PM2.5 yang lebih besar dari kehamilan sampai usia 7 tahun dikaitkan dengan skor memori lebih rendah pada usia 7 dan 10 tahun.
 
 
Jakarta:
Paparan polusi udara di tahun-tahun pertama kehidupan berpengaruh buruk terhadap perkembangan kognitif dasar anak. 
 
Sebuah studi terbaru dalam artikel "Exposure to air pollution before and after birth may affect fundamental cognitive abilities," dipimpin oleh Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal) menguraikan hasilnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Paparan materi partikulat berdiameter kurang dari 2,5 µm (PM2.5) selama kehamilan dan tahun-tahun pertama kehidupan anak dikaitkan dengan pengurangan kemampuan kognitif dasar, seperti memori dan perhatian.
 
Penelitian sebagai bagian dari proyek BREATHE dipublikasikan dalam Perspektif Kesehatan Lingkungan. Sebelumnya tim peneliti yang sama menemukan tingkat perkembangan kognitif lebih rendah pada anak-anak yang bersekolah di sekolah dengan tingkat polusi udara terkait lalu lintas yang lebih tinggi.
 
Penelitian ini melibatkan 2.221 anak-anak berusia antara 7 dan 10 tahun yang bersekolah di kota Barcelona. Kemampuan kognitif anak-anak dinilai menggunakan berbagai tes terkomputerisasi. 
 
Paparan polusi udara di rumah selama kehamilan dan sepanjang masa kanak-kanak diperkirakan dengan model matematika menggunakan pengukuran nyata.
 
Studi ini menemukan bahwa paparan PM2.5 yang lebih besar dari kehamilan sampai usia 7 tahun dikaitkan dengan skor memori lebih rendah pada usia 7 dan 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan partikel halus berefek kumulatif.
 
Memori kerja adalah sistem kognitif yang bertanggung jawab untuk menyimpan informasi sementara. Peran memori dasar termasuk dalam pembelajaran, penalaran, pemecahan masalah dan pemahaman bahasa.
 
Studi: Polusi Udara Sebelum dan Setelah Kelahiran Pengaruhi Kognitif Anak
(Jordi Sunyer, Koordinator Program Anak dan Lingkungan ISGlobal sekaligus penulis studi tentang paparan polusi dari Institut Barcelona menemukan bahwa paparan PM2.5 yang lebih besar dari kehamilan sampai usia 7 tahun dikaitkan dengan skor memori lebih rendah pada usia 7 dan 10 tahun. Foto: Pexels.com)
 
Dalam analisis ditemukan paparan PM2.5 dan memori kerja yang berkurang hanya terjadi pada anak laki-laki.
 
"Sampai saat ini, kami tidak mengerti apa yang menyebabkan perbedaan-perbedaan ini, tetapi ada berbagai mekanisme hormonal dan genetik yang dapat menyebabkan anak perempuan memiliki respons yang lebih baik terhadap proses inflamasi yang dipicu oleh partikel halus dan kurang rentan terhadap toksisitas partikel-partikel ini," ungkap Ioar Rivas, peneliti ISGlobal dan penulis utama studi kepada Science Daily.
 
Studi ini juga menemukan bahwa paparan tinggi partikulat dikaitkan dengan kurangnya perhatian eksekutif pada anak laki-laki dan perempuan. 
 
Perhatian eksekutif adalah salah satu dari tiga jaringan yang membentuk kapasitas konsentrasi seseorang. Hal ini terlibat dalam bentuk perhatian tingkat tinggi, seperti deteksi dan penyelesaian konflik antara opsi dan respons, deteksi kesalahan, penghambatan respons, dan regulasi pikiran dan perasaan.
 
Penelitian sebelumnya dalam proyek BREATHE menganalisis paparan polusi udara di sekolah selama satu tahun. studi ini menilai paparan di rumah para peserta lebih lama: dari periode prenatal hingga usia tujuh tahun.
 
"Studi ini memperkuat temuan kami sebelumnya dan menegaskan bahwa paparan polusi udara pada awal kehidupan dan sepanjang masa kanak-kanak adalah ancaman bagi perkembangan saraf dan hambatan yang mencegah anak-anak mencapai potensi penuh mereka," komentar Koordinator Program Anak dan Lingkungan ISGlobal dan penulis studi Jordi Sunyer. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif