Jakarta: Daging sapi memang bergizi dan nikmat untuk disantap namun sayangnya ada beberapa orang yang memiliki alergi terhadap makanan ini. Bila Anda merasakan gejala-gejala tidak biasa tiap kali mengonsumsi daging sapi, bisa jadi Anda alergi terhadapnya.
Melansir dari Verywellhealth, orang yang tidak bisa makan daging sapi disebabkan oleh alergi terhadap beberapa jenis protein. Saat daging tersebut dimasak, beberapa jenis protein menjadi memicu alergi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mereka yang alergi dengan sapi, tubuhnya akan bereaksi dengan melepaskan zat kimia yang disebut dengan histamin ke aliran darah. Reaksi tersebut dapat berefek berbeda-beda.
Misalnya, pembuluh darah jadi membesar dan memproduksi sel-sel lendir yang menjurus pada gejala-gejala yang terjadi pada kulit, pencernaan, dan pernapasan.
Alhasil seseorang mengalami sakit kepala, ruam, gatal-gatal, biduran, pembengkakan jaringan umum, gangguan pencernaan termasuk mual, keram perut, diare. Selain itu muntah, bersin, hidung beringus, mata bengkak juga berkaca-kaca, dan detak jantung yang cepat.
(Baca juga: Hal-hal yang Bisa Mengurangi Pemicu Alergi)

(Orang yang tidak bisa makan daging sapi disebabkan oleh alergi terhadap beberapa jenis protein. Tubuhnya akan bereaksi dengan melepaskan zat kimia yang disebut dengan histamin ke aliran darah. Reaksi tersebut dapat berefek berbeda-beda. Foto: Pexels.com)
Tanpa perawatan segera, anafilaksis dapat menyebabkan pingsan, koma, syok, gagal jantung atau pernapasan, dan bahkan kematian.
Alergi daging sapi paling sering tejadi pada orang yang memiliki golongan darah A atau O. Menurut para peneliti, hal ini terjadi karena antigen B pada golongan darah AB atau B paling menyerupai alergen yang memicu alergi daging yang artinya memberikan perlindungan bawaan bagi individu tersebut.
Yang perlu Anda lakukan bila memiliki alergi ini tentunya dengan menghindari pengunaan daging dan produk sampingan daging sapi. Anda bisa pula berkonsultasi langsung dengan ahli gizi supaya Anda dapat menggantikan protein tersebut dengan yang setara.
Ketika Anda sudah terlanjur mengonsumsinya, Anda bisa mencari beberapa pertolongan seperti antihistamin untuk meredakan ruam atau gejala pernapasan ringan, semprotan kortikosteroid hidung untuk membuka saluran hidung yang tersumbat.
Dan inhaler untuk meredakan gangguan pernapasan. Untuk gejala yang lebih darurat, Anda juga bisa membawa EpiPen untuk disuntikan.
Ada baiknya Anda konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di beberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo - Kencana, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, atau Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)