Pola hidup sehat dapat menjaga kesehatan jantung (Foto:Antara/Yudhi Mahatma)
Pola hidup sehat dapat menjaga kesehatan jantung (Foto:Antara/Yudhi Mahatma)

Agar Sehat Lebih Lama, Batasi Konsumsi Makanan Berlemak

Rona simassehat
Gervin Nathaniel Purba • 21 Juli 2016 12:03
medcom.id, Jakarta: Jika dikonsumsi dalam batas wajar, makanan berlemak tidak membahayakan kesehatan tubuh manusia, khususnya jantung. Namun, kebanyakan orang gemar mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan sehingga terjadi penumpukan lemak di jantung.
 
Dikutp Wikipedia,  jantung merupakan organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme.
 
Supaya tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Oksigen tersebut diperoleh melalui arteria koroner yang membungkus bagian luar jantung dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Penyebab utama penyakit jantung adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh ini berfungsi menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan tersebut disebabkan tumpukan lemak atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk ke dalam tubuh.
 
Penumpukan lemak pada dinding-dinding arteri menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku atau dikenal dengan istilah aterosklerosis. Dalam beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras, mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria ini membuka peluang terjadinya serangan jantung.
 
Sayangnya, sebagian besar kasus serangan jantung saat ini menyerang orang muda. Selain konsumsi makanan berlemak, penyebab lain orang muda rentan terkena serangan jantung ialah pola hidup yang tidak sehat.
 
"Penyebabnya, pola hidup zaman modern yang didominasi sedentary lifestyle yakni kurang gerak, tidak berolahraga, merokok, alkohol, dan konsumsi fast food yang mengandung lemak jenuh dan karbohidrat tinggi," kata Dr Mangatas SM Manalu, SpPD, selaku anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Prov DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Kasus serangan jantung pada orang muda semakin meningkat. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), pada 2012 sekitar 17,5 juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovakular, yaitu kematian karena penyakit jantung koroner (42 persen) dan stroke (38 persen).
 
Sementara, di Indonesia prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter dan gejala sekitar 1,5 persen dan gagal jantung 0,3 persen. Sedangkan, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala sebesar 1,2 persen.
 
Lantaran penyakit jantung bisa sewaktu-waktu menyerang tanpa diduga, ada baiknya Anda mempersiapkan dana untuk dipakai berobat. Misalnya, dengan menjadi nasabah asuransi kesehatan.
 
Cara ini akan membantu Anda menyiapkan sejumlah dana. Dengan asuransi kesehatan, ketika serangan jantung datang dan butuh pengobatan, Anda tak akan kebingungan melunasi tagihan rumah sakit.
 
Agar Sehat Lebih Lama, Batasi Konsumsi Makanan Berlemak
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ROS)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif