"Ya walaupun di sana-sini ada semacam penyimpangan begitu dalam tanda petik, itu wajar saja," ujar Muti dalam Taklimat Media di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.
Ia mengibaratkan pelanggaran tersebut seperti bermain sepak bola. Pelanggaran wajar terjadi dalam setiap pertandingan.
Mu'ti memastikan pihaknya telah melakukan evaluasi pada setiap pelanggaran yang ditemukan hingga menjatuhkan sanksi. Dia menegaskan pelanggaran bukan menjadi alasan menghapus TKA.
"Ibarat orang main sepak bola juga ada yang di kartu kuning. Tapi tidak berarti ketika ada yang di kartu kuning, terus pertandingannya dibubarkan," tutur dia.
Menurutnya, orang yang melakukan kecurangan adalah mereka yang menganggap TKA sebagai asesmen biasa atau mengerjakan hanya sebagai formalitas. Dengan berpikir TKA hanya formalitas, maka ada pihak yang menganggap remeh berujung melakukan kecurangan.
"Tapi kita menunjukkan bahwa TKA ini bukan program formalitas tetapi memang program yang kita siapkan dengan sungguh-sungguh untuk menilai dan kemudian menyampaikan kepada publik capaian akademik para pelajar," ujar Mu'ti.
Berikut daftar lengkap 71 pelanggaran TKA 2025:
Pelanggaran TKA 2025
Pelanggaran TKA 2025 oleh Peserta
- Penggunaan gawai saat pelaksanaan TKA: 4 kasus
- Live streaming pada saat pengerjaan TKA: 8 kasus
- Menjual soal TKA: 3 kasus
- Usaha pembocoran soal TKA melalui TikTok: 11 kasus
- Usaha pembocoran soal TKA melalui grup WA: 28 kasus
- Usaha pembocoran soal TKA melalui platform X: 1 kasus
- Memberitakan usaha pembocoran soal di grup WA melalui platform X: 5 kasus
Pelanggaran TKA 2025 oleh Pengawas
- Pengawas/Teknisi livestreaming pada saat pengerjaan TKA: 6 kasus
- Teknisi/Proktor yang mempersilakan peserta tes menggunakan gawai: 1 kasus
- Tersebar dashboard pengawas: 1 kasus
Pelanggaran TKA 2025 oleh Bimbel
- Membuat konten latihan soal dari soal yang tersebar setelah TKA: 3 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
