TKA di Papua Selatan. Dok: Kemendikdasmen
TKA di Papua Selatan. Dok: Kemendikdasmen

Nilai TKA 2025 Jeblok, JPPI: Jangan Salahkan Guru, Mereka Korban Sistem yang Sakit

Ilham Pratama Putra • 27 November 2025 15:39
Jakarta: Hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 siswa kelas 12 disebut anjlok. Hasil buruk ini semestinya menjadi alarm bagi pemerintah. 
 
"Hasil TKA 2025 adalah alarm keras yang seharusnya membangunkan pemerintah dari kelambanan," kata Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji dalam keterangannya, Kamis 27 November 2025. 
 
Baca juga: Nilai TKA 2025 Jeblok, BSKAP: Akibat Tidak Terlatih Secara Mental

Ubaid pun meminta tak ada lagi pihak yang menyalahkan guru perihal buruknya TKA siswa. Dalam pandangannya, buruknya hasil TKA adalah akibat dari sistem dan kebijakan yang tidak tepat. 
 
"Guru bukanlah masalah. Mereka adalah korban dari sistem yang sakit," jelas Ubaid. 

Lebih lanjut, ia menerangkan ada 4 hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk keluar dari persoalan tersebut. Berikut 4 langkah untuk memperbaiki hasil TKA:

TKA Jadi Alarm, Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan Negara

1. Hentikan Diskriminasi
 
Selesaikan masalah kasta guru dengan memberikan kepastian dan keadilan bagi semua, baik yang menimpa guru di negeri dan di swasta. 
 
2. Reformasi total LPTK
 
Lakukan evaluasi dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak guru yang kredibel dan berorientasi pada praktik.
 
Baca juga: Berapa Besar Bobot Nilai TKA dalam SNBP 2026? Ini Jawaban Ketua SNPMB

3. Bangun Sistem Pengembangan 
 
Kompetensi guru yang sistematis dan berkelanjutan. Jangan lakukan gonta-ganti program peningkatan mutu guru yang tidak berkelanjutan. 
 
4. Kembalikan 20% APBN untuk Pendidikan
 
Stop pemotongan anggaran pendidikan untuk MBG dan alihkan dana untuk investasi jangka panjang pada guru.
 
JPPI menghargai niat baik Presiden dengan program MBG. Namun menolak keras jika program tersebut menggerus alokasi anggaran yang seharusnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru.
 
“Jika MBG dianggap penting, carilah sumber anggaran lain. Jangan sekali-kali mengorbankan hak konstitusional guru dan masa depan pendidikan bangsa hanya untuk mendanai program yang sifatnya tambal sulam. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanat konstitusi,” tegas Ubaid.
 
Menurutnya, pemotongan 20% APBN pendidikan adalah tindakan brutal yang menyakiti guru, membunuh motivasi, dan mengubur masa depan anak bangsa. "Presiden Prabowo dan Menkeu harus menghentikan kebijakan serampangan dan melanggar pasal 31 UUD 1945 ini," tegasnya. 
 
Sebelumnya, Mendikdasmen, Abdul Mu'ti membocorkan hasil TKA Matematika siswa kelas 12. Dimana TKA tersebut baru saja selesai digelar pada awal November 2025 lalu.
 
"Saya bocorkan di sini walaupun belum taklimat, TKA 2025 kita selenggarakan itu matematikanya juga jeblok, blok, blok, blok," tutur Mu'ti.
 
Jebloknya nilai matematika itu kata dia bukanlah karena kesalahan murid. Namun kemungkinan terjadi karena ada yang salah dalam cara mengajarkan matematika.
 
"Bukan karena muridnya goblok, bukan. Tapi mungkin cara kita mengajarkannya," tutur Mu'ti.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan