Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Teman Bumil pada lebih dari 2.000 wanita menyusui di seluruh Indonesia, sebanyak 71,4 persen wanita menyusui menghadapi tantangan menyusui yang tidak mereka perkirakan sebelumnya.
Faktor terbesar yang membuat mereka kesulitan menyusui, diakui oleh 52,3 persen responden, adalah tekanan mental.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hal ini berbentuk kekhawatiran ASI kurang, tekanan dari orang sekitar, serta tidak percaya diri. Tidak jarang, hal inilah yang bisa memicu sindrom baby blues hingga postpartum depression (PPD) bila tidak ditangani dengan baik.
Menurut Cecilia H.E Sinaga, psikolog keluarga dari President Special Needs Center, perasaan negatif seperti marah atau sedih yang dirasakan oleh ibu baru, bisa dipicu oleh beberapa faktor.
“Perasaan gagal, tidak sempurna, bahkan marah kepada diri sendiri, sangat wajar dirasakan oleh wanita yang berada di masa transisi menjadi ibu. Hal itu bisa datang dari ekspektasi kita sebagai wanita ketika melihat media sosial, atau mudahnya mengakses informasi.
“Terkadang kita lupa, bahwa di balik usaha keras kita, tetap Tuhan yang menentukan. Menerima kenyataan adalah langkah pertama yang penting untuk dilakukan oleh ibu mana pun, terutama ketika kondisi yang dihadapi tidak berjalan seperti yang diharapkan," ungkap Cecilia.
"Selain itu, minimnya dukungan emosional dari lingkungan terdekat juga ikut memengaruhi. Inilah mengapa diperlukan kehadiran nyata seorang suami, serta lingkungan keluarga yang positif agar pengalaman menyusui menjadi menyenangkan,” paparnya.
Lalu, seberapa berbahaya jika ibu menyusui mengalami gangguan kesehatan mental yang berkepanjangan?
“Baby blues dan PPD sangat berbahaya. Karena saat anak lahir, dunia anak adalah ibunya. Secara otomatis anak akan terus bergantung pada ibunya 24 jam sehari. Itulah kenapa, ibu yang mengalami gangguan mental, sebaiknya segera mencari bantuan, baik dari pihak keluarga maupun tenaga profesional,” ujar Cecilia.
Ia menambahkan, “Ketika sang ibu dalam kondisi mental yang kurang baik, koneksi antaribu dan anak menjadi kurang baik."
"Artinya, sang ibu bisa saja memperlakukan anaknya dengan kurang baik, seperti memarahi, mengabaikan, juga bisa menolak untuk menyusui. Bahkan dalam kondisi yang ekstrem, beberapa ibu saja terpikir untuk menyakiti anaknya,” tutup Cecilia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)