Gejala-gejala ini biasanya disebabkan oleh refluks asam lambung parah, atau dikenal dengan penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD).
Gejala utama sindrom Sandifer adalah tortikolis dan dystonia. Torticollis mengacu pada gerakan leher yang tidak biasa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dystonia adalah gerakan menggeliat dan memutar karena kontraksi otot yang tidak terkendali. Gerakan-gerakan ini sering menyebabkan anak-anak melengkungkan punggung.
(Baca juga: Cara Menjemur Bayi)

(Sindrom Sandifer merupakan kelainan langka yang umumnya menyerang balita usia 18 hingga 24 bulan. Gangguan ini menyebabkan gerakan tak terkendali di leher dan punggung dan kerap terlihat seperti kejang. Foto: Ilustrasi. Dok. Pixabay.com)
Seperti diberitakan Healthline, beberapa gejala tambahan sindrom Sandifer dan GERD meliputi:
1. Kepala mengangguk-angguk
2. Suara seperti meneguk air
3. Batuk
4. Sulit tidur
5. Rewel terus menerus
6. Berat badan yang sulit bertambah
7. Tersedak
8. Lambat makan
9. Pneumonia berulang
Penyebab pasti sindrom Sandifer belum diketahui. Namun sebagian besar diakibatkan gangguan di kerongkongan bagian bawah yang mengarah ke perut, atau hernia hiatal. Kedua hal ini dapat menyebabkan GERD.
GERD sering menyebabkan nyeri dada dan ketidaknyamanan di tenggorokan. Penelitian menunjukkan bahwa gerakan terkait dengan sindrom Sandifer hanyalah respons anak terhadap rasa sakit atau cara menghilangkan rasa tidak nyaman.
Beberapa gejala sindrom Sandifer sulit dibedakan dari masalah neurologis, seperti gangguan epilepsi. Dokter anak Anda mungkin menggunakan Electroencephalogram (EEG) untuk melihat aktivitas listrik di otak.
Jika pemeriksaan EEG menunjukkan sesuatu yang tidak biasa, pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya adalah pemeriksaan pH. Caranya dengan memasukkan tabung kecil ke kerongkongan anak.
Hal tersebut berguna untuk memeriksa tanda-tanda asam lambung di kerongkongan selama lebih dari 24 jam. Selama pemeriksaan balita harus berada di rumah sakit.
Orang tua perlu mencatat kapan waktu makan dan saat anak mengalami gejala. Sehingga dokter anak dapat melihat adanya pola sehingga diagnosis sindrom Sandifer lebih mudah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)