“Kalau sekarang ini terkait stigma negatif saja, itu di masyarakat responnya sudah sangat luar biasa. Bahkan ada yang sampai ketakutan kalau keluarganya sakit kemudian harus di-swab,” ujar Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Psi, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, dalam Forum Diskusi Denpasar 12 'Mengantisipasi Rawan Kesehatan Jiwa Selama Pandemi'.
Dr. Nurul menambahkan, kesadaran masyarakat kita akan bahaya dan keberadaan covid-19 ini masih harus ditingkatkan. Sebab tanggapan masyarakat umum terhadap pasien positif masih sangat beragam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ada yang bisa memberikan bantuan, atau bahkan ketakutan. Ketakutan ini tidak hanya dimiliki oleh dirinya sendiri, tetapi juga ditularkan ke anak, tetangga, dan anggota masyarakat lainnya,” jelas Dr. Nurul.
“Sehingga dengan seperti ini, beban psikologi masyarakat menjadi bertambah. Selain itu, masyarakat juga disuguhi data-data yang semakin membuat mereka merasa takut dan cemas. Ada banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa jika positif terinfeksi maka dikaitkan dengan kematian,” kata Dr. Nurul.
Hal itu karena masih banyak masyarakat yang belum memahami. Ketika gejalanya masih ringan, kemudian melakukan karantina, baik karantina mandiri ataupun melalui lembaga itu masih bisa bersosialisasi di tempat khusus karantina tersebut. Di sana juga terjamin kesehatan dan diberikan makanan yang sehat dan bergizi.
“Banyak masyarakat yang menganggap jika masuk ke tempat karantina, maka tidak bisa kemana-mana. Masalah ini saja masih belum terkomunikasikan ke masyarakat bawah,” ujar Dr. Nurul.
“Belum lagi kecemasan-kecemasan ini bisa berkembang menjadi depresi. Sumber semuanya berawal dari kecemasan dan kecemasan ini berasal dari ketidakpastian dan informasi yang menambah persoalan psikologi masyarakat,” katanya.
Untuk itu, menurut Dr. Nurul, peran komunitas dari tingkat paling bawah seperti RT dan RW sangat penting. Tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai covid-19, bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)