Sebuah studi bulan lalu yang dilakukan oleh Universitas Bologna Italia menemukan bahwa setidaknya ada enam jenis virus korona asli yang menyebabkan pandemi. (Ilustrasi/Pexels)
Sebuah studi bulan lalu yang dilakukan oleh Universitas Bologna Italia menemukan bahwa setidaknya ada enam jenis virus korona asli yang menyebabkan pandemi. (Ilustrasi/Pexels)

Baru-baru Ini Ditemukan Virus Korona Jenis Baru Bernama D614G

Rona Virus Korona
Raka Lestari • 05 September 2020 17:05
Jakarta: Jenis baru virus korona, yang diyakini lebih menular daripada jenis asli dari Wuhan di Tiongkok, telah muncul di beberapa bagian Asia. Dikenal sebagai D614G, seperti dilansir South China Morning Post, strain tersebut baru-baru ini terdeteksi di Malaysia dan Filipina.

Apa itu D614G?

Disebut juga dengan mutasi “G”, D614G adalah variasi dari strain asli virus korona yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember lalu.
 
Sejak itu, virus tersebut telah bermutasi beberapa kali. Sebuah studi bulan lalu yang dilakukan oleh Universitas Bologna Italia menemukan bahwa setidaknya ada enam jenis virus korona asli yang menyebabkan pandemi.
 
Mutasi pertamanya (strain S) muncul di awal tahun ini. Sedangkan strain G muncul mulai pertengahan Januari dan setelahnya. Pada umumnya strain G ini ditemukan di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi sekarang mengalami peningkatan di Asia sejak Maret lalu. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Profesor Gavin Smith dari Singapore’s Duke-NUS’ Emerging Infectious Diseases Programme mengatakan bahwa semua virus tersebut mereplikasi dirinya sendiri selama proses infeksi. “Virus, seperti virus korona yang menyebabkan influenza menghasilkan kesalahan selama proses replikasi. Kesalahan ini muncul sebagai mutasi,” kata Smith. 
 
Dalam kasus strain D614G, mutasi terjadi ketika asam amino pada posisi 614 berubah dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin). Alhasil, varian awal D614 yang terjadi di Wuhan berubah menjadi D614G. 

Apakah jenis baru ini mematikan?

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dr Bette Korber, seorang ahli biologi teoritis dari Los Alamos National Laboratory di Amerika Serikat, pada bulan Juli lalu menemukan bahwa strain baru ini tidak lebih mematikan dibandingkan yang lainnya. Ditemukan juga bahwa tingkat rawat inap lebih bergantung pada faktor-faktor seperti usia dan jenis kelamin.
 
Professor Smith juga menegaskan bahwa belum ada bukti yang memastikan bahwa strain D614G ini lebih mematikan. Ia menambahkan bahwa strain tersebut menjadi dominan karena strain baru ini memasuki negara-negara dimana penyebaran virus sebelumnya tidak terkontrol dengan baik.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif