Jakarta: Melakukan hubungan seks pada masa kehamilan masih menjadi pro dan kontra. Banyak yang bertanya, amankah berhubungan seks saat hamil?
"Seks saat kehamilan sangat aman untuk wanita yang hamil dengan risiko rendah," ujar Dayna Salasche, MD, profesor kebidanan dan kandungan di Northwestern University Feinberg School of Medicine.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun sebelum berhubungan intim, ketahui terlebih dahulu beberapa peraturannya. Seperti dilansir Web MD:
Waktu terbaik
Selama trimester pertama, banyak wanita melaporkan tidak memiliki gairah untuk melakukan hubungan seks karena merasa mual dan lelah."Namun, pada trimester kedua, kondisi mereka biasanya telah membaik, memiliki lebih banyak pelumas dan pembengkakan di area kelamin. Kabar baiknya, keadaan ini berpotensi meningkatkan kepuasan. Terlebih lagi, sebagian wanita masih cukup nyaman berhubungan seks pada trimester kedua karena kondisi perut yang belum cukup besar," papar Monica Foreman, MD, pakar kandungan dari Montifiore Medical Center di Bronx, New York.
Sementara itu, pada trimester ketiga, tepatnya pada minggu ke-40, para ahli menyarankan untuk tidak berhubungan seks terlebih dahulu. Pasalnya, orgasme wanita hamil pada trimester ini dapat menyebabkan pelepasan prostaglandin, yang secara teoritis dapat menyebabkan kontraksi.
Posisi seks yang disarankan
Tingkat keamanan wanita hamil melakukan seks juga dilihat dengan posisi seksnya. Menurut Freeman, posisi spooning dengan pria memeluk istri dari belakang adalah posisi paling dianjurkan. "Selain aman, posisi ini tidak mengurangi kenikmatan," ujarnya.
Pantangan
Wanita yang sedang hamil tidak dianjurkan telentang saat behubungan seks karena dapat menekan pembuluh darah utama yang bisa menyebabkan nyeri.Selain itu, tidak diperbolehkan melakukan oral seks. "Meniup udara ke dalam vagina dapat mengembangkan embolus udara, kemudian menjalar ke paru, dan memiliki konsekuensi fatal.
Dilarang bagi wanita hamil berisiko tinggi
Melakukan hubungan seks berpotensi tidak aman bagi wanita yang memiliki riwayat keguguran berulang, pernah mengalami persalinan prematur, pendarahan, atau menderita kelainan leher rahim. Karena itu, tidak dianjurkan melakukan hubungan seks bagi wanita dengan risiko ini.(ROS)