Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang terpapar rokok selama kehamilan memiliki risiko mengalami masalah pendengaran hingga 68 persen.
"Studi ini jelas menunjukkan bahwa mencegah paparan asap tembakau selama kehamilan dan setelah melahirkan dapat menurunkan risiko masalah pendengaran pada anak-anak," ujar peneliti Koji Kawakami dari Universitas Kyoto di Jepang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Pediatric and Perinatal Epidemiology tersebut mengumpulkan data dari 50.734 anak berusia 3 tahun.

(Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa bayi yang terpapar rokok selama kehamilan memiliki risiko mengalami masalah pendengaran hingga 68 persen. Foto: Chris Benson/Unsplash.com)
(Baca juga: Terpapar Asap Rokok Sejak Kecil Tingkatkan Potensi Keguguran)
Sekitar 3,8 persen terpapar rokok selama dalam kandungan, sebanyak 3,9 persen terpapar perokok pasif pada 4 bulan dan 0,9 persen terpapar asap tembakau selama kehamilan dan pada 4 bulan.
Hasilnya, prevalensi gangguan pendengaran pada bayi berusia tiga tahun yang terpapar asap adalah 4,6 persen sementara mereka yang terpapar asap rokok pada usia 4 bulan memiliki 30 persen peningkatan risiko relatif.
Anak-anak yang terpapar asap tembakau selama kehamilan dan perokok pasif pada usia 4 bulan memiliki risiko relatif lebih rendah 2,4 kali.
"Temuan ini mengingatkan kita tentang perlunya untuk terus memperkuat intervensi untuk mencegah merokok sebelum dan selama kehamilan dan paparan terhadap perokok pasif pada anak-anak," tambah Kawakami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
