Penderita gangguan bipolar mengalami periode dari depresi dan mania yang dapat membuat mereka merasa tinggi atau terlalu aktif.
Dr Arghya Sarkhel dari Harley Street Consultant Psikiater menjelaskan beberapa mitos yang harus diketahui tentang gangguan bipolar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Baca juga: Seringnya Misdiagnosis Gangguan Bipolar)
Mitos 1: Bipolar itu jarang
Bipolar tidak jarang terjadi. Bahkan, satu dari setiap 100 orang memiliki kesempatan untuk mengembangkannya. Terkadang, gejala gangguan bipolar sering disangka depresi klinis. Hampir 20 persen orang dengan bipolar didiagnosis awal dengan depresi.
Mitos 2: Gangguan bipolar hanya dapat berkembang saat muda
NHS mencatat bahwa penderita sering mengembangkan gejala gangguan bipolar antara usia 15-19 tahun. Konon, kondisi itu sebenarnya bisa berkembang di usia berapapun.
Meskipun jarang terjadi setelah usia 40 tahun. Kondisi fisik termasuk tumor otak atau cedera kepala di kemudian hari dapat sebabkan bipolar.

(NHS mencatat bahwa penderita sering mengembangkan gejala gangguan bipolar antara usia 15-19 tahun. Foto: Gabriel Matula/Unsplash.com)
Mitos 3: Penderita hanya mengalami perubahan suasana hati
Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang gangguan bipolar adalah bahwa perubahan suasana hati yang dialami dapat diderita oleh siapapun dari waktu ke waktu. Pada kenyataannya, penderita mengalami perubahan suasana hati yang jauh lebih parah.
Selain itu, gangguan bipolar lebih dari sekedar perubahan suasana hati. Gejala lain termasuk cepat berpikir, tekanan bicara, peningkatan atau pengurangan energi, mengurangi kebutuhan untuk tidur, pikiran untuk bunuh diri, delusi, halusinasi dan gangguan pikiran. Gangguan ini juga dapat menyebabkan kerusakan parah baik dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
Mitos 4: Perasaan positif
Menurut NHS, siapapun yang menjalani periode mania mungkin merasa bahagia dengan banyak energi dan kreativitas. Namun, ini sebenarnya mitos.
Menurut Dr Sarkhel, karena suasana hati Anda yang gembira, persepsi Anda tentang pengalaman terdistorsi. Kesalahpahaman besar lainnya adalah bahwa tahapan mania meningkatkan produktivitas atau kinerja seseorang.
Namun, dalam kenyataannya itu tidak lebih menyedihkan daripada depresi karena gangguan fungsinya yang parah sebagai akibat dari mood yang tidak stabil, perilaku tidak menentu atau perhatian yang buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)