Gejala yang paling umum pada hiperglikemia adalah rasa haus terus-menerus, lebih sering buang air kecil, penglihatan buram, dan kehilangan berat badan.
“Akan tetapi, cara yang paling akurat untuk mengetahui apakah Anda mengalami hiperglikemia atau tidak adalah dengan pemeriksaan darah,” ujar Jordan Messler, MD, seorang hospitalis di Morton Plant Hospital, Florida.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jika tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan diabetic ketoacidosis (DKA). Kondisi ini paling sering terjadi pada mereka yang mengalami diabetes tipe 1.
“Hiperglikemia ini terjadi ketika tubuh tidak mampu menghancurkan gula secara sempurna sebagai bahan bakar. Dan sebagai gantinya, malah menghancurkan lemak,” kata Messler.
“Secara alami hal tersebut dapat melepaskan asam ke dalam darah. Dan karena tubuh tidak dapat mengeluarkan asam dengan cepat, maka itu akan menyebabkan racun di dalam darah,” ujar Messler.
Dan karena DKA merupakan kondisi medis yang darurat, Messler menyarankan agar ketika gejala hiperglikemia muncul, sebaiknya langsung memeriksakan diri ke ruang gawat darurat. Terutama mereka yang memiliki kondisi diabetes sebelumnya.
Tujuan dari perawatan hiperglikemia adalah untuk menurunkan kadar gula darah. Bagi penderita diabetes, ini bisa dilakukan dengan mengatur ulang dosis insulin. Atau bisa juga dengan mengikuti rencana pengobatan yang sudah dikonsultasikan dengan dokter Anda.
“Cara terbaik untuk mulai menurunkan glukosa darah adalah dengan melalui perubahan gaya hidup, seperti diet dan olahraga,” saran Messler.
Pasien diabetes tipe 1 biasanya membutuhkan insulin untuk menurunkan gula darah. Sedangkan pasien diabetes tipe 2 membutuhkan obat-obatan oral seperti metformin, dan kemungkinan juga insulin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)