Dibandingkan dengan perilaku yang dicatat setahun sebelumnya, anak-anak menambah porsi makanannya per hari. (Foto: Pexels)
Dibandingkan dengan perilaku yang dicatat setahun sebelumnya, anak-anak menambah porsi makanannya per hari. (Foto: Pexels)

Lockdown Dapat Memperburuk Obesitas Pada Anak-anak

Rona obesitas pada anak pandemi covid-19
Kumara Anggita • 19 Juni 2020 13:15
Jakarta: Selama lockdown berlangsung, kita tak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Semua hal mesti dilakukan dari rumah.
 
Tanpa disadari, kondisi ini telah memperburuk obesitas. Khususnya pada anak-anak.
 
Dilansir dari Science Daily, ada penelitian yang diterbitkan pada April tentang obesitas. Penelitian itu telah melibatkan 41 anak yang kelebihan berat badan dalam masa lockdown sepanjang Maret dan April di Verona, Italia. Dan dalam penelitian itu ditemukan banyak hal menarik.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dibandingkan dengan perilaku yang dicatat setahun sebelumnya, anak-anak menambah porsi makanannya per hari, tidur setengah jam ekstra per hari, menatap layar ponsel layar kaca, komputer dan televisi lima jam per hari di depan layar ponsel. Yang lebih parah, mereka mengonsumsi daging merah, minuman manis, dan junk food lebih banyak.
 
Aktivitas fisik, di sisi lain, menurun lebih dari dua jam per minggu. Dan jumlah sayuran yang dikonsumsi tetap tidak berubah.
 
"Pandemi covid-19 yang tragis memiliki efek tambahan yang melampaui infeksi virus langsung," kata Myles Faith, PhD, pakar obesitas anak-anak UB dan rekan penulis dalam penelitian ini.
 
Anak-anak dan remaja yang berjuang melawan obesitas, ditempatkan pada posisi terisolasi. Sehingga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan untuk mempertahankan perilaku gaya hidup sehat mereka.
 
"Mengakui efek jaminan yang merugikan dari penguncian pandemi covid-19 ini sangat penting dalam menghindari depresiasi upaya pengendalian berat badan, yang diperjuangkan dengan keras di kalangan anak muda yang menderita kelebihan berat badan," kata Faith.
 
Selanjutnya, para peneliti melakukan survei pada 41 anak-anak dan remaja dengan obesitas di Verona, Italia. Mereka terlibat dalam studi jangka panjang yang sedang berlangsung.
 
Informasi gaya hidup mengenai diet, aktivitas, dan tidur dikumpulkan selama tiga minggu. Pertanyaan difokuskan pada aktivitas fisik, waktu layar, tidur, kebiasaan makan, dan konsumsi daging merah, pasta, camilan, buah-buahan dan sayuran.
 
Hasilnya, perubahan negatif dalam perilaku memang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan obesitas mengalami penurunan yang lebih buruk. Tepatnya pada program gaya hidup pengendalian berat badan saat di rumah, dibandingkan dengan ketika mereka terlibat dalam kurikulum sekolah mereka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif