Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP yang merupakan Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo sekaligus Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro EnteroHepatologi menjelaskan bahwa happy hypoxia adalah keadaan di mana seseorang kekurangan oksigen namun tidak menimbulkan gejala. Ini bisa terjadi pada orang yang mengalami covid-19.
“Kalau yang umumnya kan memang pasien (covid-19) itu datang dengan pneumonia, demam, batuk, dan sesak napas. Tapi bisa saja pasien-pasien ini datang dengan diare, nyeri perut, kemudian nah di perjalanan itu tadi ada yang mengalami happy hypoxia. Artinya pasien itu sudah kekurangan oksigen tapi pasien tersebut tidak merasakan sesak napas,” ungkapnya dalam live Instagram "Apa Kata Dokter: Mengenal Happy Hypoxia Pasien Covid-19."
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi.
“Kita secara normal ada alarm atau warning pasien yang karena covid-19 ini tenang-tenang saja padahal oksigennya sudah sangat rendah. Jadi itu pengertian awal dari happy hypoxia,” lanjutnya.
Apakah happy hypoxia itu berbahaya?
Happy hypoxia adalah kondisi yang bisa membahayakan karena berkaitan dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. “Jelas ini namanya hypoxia, kekurangan oksigen. Tubuh itu membtuhkan oksigen. Ini untuk berbagai proses respirasi, metabolisme dan lain-lain,” ujarnya.“Kalau seumpamanya kita mengalami hypoxia, jelas ini akan memnegaruhi segala macam fungsi-fungsi di dalam tubuh. Seluruh tubuh kita membutuhkan oksigen,” ujarnya.
Contoh sederhana dari kekurangan oksigen adalah pingsan. Namun bila tidak diatasi dengan tepat dampak terburuknya adalah kematian. “Kalau kurang oksigen bisa pingsan makanya sering terjadi pada demonstrasi-demonstrasi, keramaian mendadak, terjebak dalam suatu tempat bisa jadi pingsan. Itu karena kekurangan oksigen,” paparnya.
“Baik pencernaan, lambung, bisa terganggu. Jantung juga menurun karaena kurang oksigen ya. AKhirnya fatal bisa sampai meninggal,” ungkapnya.
Happy hypoxia menjadi berbahaya karena pasien tidak memberikan tanda saat kadar oksigennya buruk sehingga orang di sekitar akan berpikir bahwa orang ini baik-baik saja.
“Awalnya pasien-pasien ini tenang-tenang saja padahal kadar oksigennya sudah turun. Ketika ini sudah turun, di sini kondisinya mengalami perburukan. Sehingga bila tidak diatasi dengan cepat maka yang terjadi dia akan mengalami perburukan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)