Penelitian yang dipublikasi dalam jurnal JAMA Network Open tersebut cukup mengejutkan.
"Tidak berolahraga memiliki prognosis yang lebih parah daripada hipertensi, diabetes, dan merokok; hingga menyebabkan kematian," ujar pemimpin studi Wael Jaber seperti dilansir The Health Site.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 122 ribu pasien yang diminta melakukan tes treadmill untuk mengukur semua penyebab kematian yang berkaitan dengan manfaat olahraga dan kebugaran. Sekitar 12 persen dari mereka terbukti memiliki angka olahraga terendah.
Menurut Jaber, aerobik adalah olahraga yang paling memberi banyak manfaat terkait angka harapan hidup.
"Tidak ada tingkat latihan atau kebugaran yang membuat Anda berisiko. Kita dapat melihat dari studi bahwa olahraga berat masih memiliki tingkat kematian yang lebih rendah."
Manfaat olahraga terlihat di semua usia dan pada pria dan wanita, meskipun Jaber melihat bahwa hal tersebut lebih menonjol pada wanita.
"Baik Anda berusia 40-an atau 80-an, Anda akan mendapat manfaat dengan cara yang sama."
Risikonya, katanya, menjadi lebih mengejutkan ketika membandingkan mereka yang tidak banyak berolahraga. Mereka yang malas bergerak berisiko 500 persen lebih besar mengalami penurunan angka harapan hidup dibandingkan mereka yang senang olahraga.
Sementara, mereka yang berolahraga tetapi tak rutin memiliki risiko 390 persen dibandingkan mereka yang rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
