Apakah sekolah perlu ditutup saat covid-19? Selengkapnya di bawah ini. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Apakah sekolah perlu ditutup saat covid-19? Selengkapnya di bawah ini. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Covid-19 Mewabah, Haruskah Sekolah Libur?

Rona Virus Korona virus corona covid-19
Sunnaholomi Halakrispen • 08 Maret 2020 09:41
Jakarta: Apakah sekolah harus diliburkan atau ditutup untuk beberapa waktu lamanya, selama mewabahnya virus korona covid-19? Pertanyaan tersebut sulit untuk dijawab.
 
Dilansir dari Live Science, dengan pesatnya peningkatan kasus covid-19 di Amrika Serikat, sejumlah sekolah di seluruh negeri sedang mempertimbangkan penutupan untuk mencegah penyebaran virus. Namun, ada beberapa laporan tentang anak-anak yang sakit dengan virus atau mengembangkan gejala serius.
 
Bahkan, ketika kasus di seluruh dunia mencapai hampir 100.000. Jadi, apakah masuk akal untuk menutup sekolah sementara waktu, mengingat anak-anak tampaknya sebagian besar terhindar dari dampak terburuk virus?

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Memang benar sekolah dapat berfungsi sebagai tempat yang ideal bagi penyebaran kuman. Tetapi, penelitian sebelumnya tentang apakah penutupan sekolah dapat mencegah penyebaran virus pernapasan baru lainnya, pandemi flu pada 2009 memiliki hasil yang beragam. 
 
Terlebih lagi, sekolah harus mempertimbangkan potensi manfaat dari penutupan dengan banyak faktor lain. Di antaranya, apakah orang tua akan dapat mengambil cuti, apakah anak-anak yang bergantung pada makanan sekolah akan memiliki makanan yang cukup di rumah, dan berapa lama fasilitas harus ditutup.
 
"Ini bukan keputusan yang mudah untuk dibuat, dan tidak jelas apakah itu akan membantu," ujar Dr. Amesh Adalja selaku pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center for Health Security Baltimore. 
 
Beberapa ahli mengatakan sekolah tidak boleh ditutup untuk covid-19. Kecuali, jika terdapat penularan aktif di masyarakat.
 
"Sama seperti flu, kami tidak akan menutup sekolah kecuali kami tahu bahwa ada banyak penularan yang terjadi di masyarakat. Saya pikir itu masih menjadi penanda kita di sini," tutur Krys Johnson, selaku ahli epidemiologi di Temple University College of Public Health.
 
Dalam hal ini, alasan penutupan sekolah kurang terkait dengan mencegah penyebaran coronavirus di antara anak-anak. Juga lebih berkaitan dengan mencegah penyebaran ke orang tua, kakek-nenek, guru, dan staf dewasa, yang mungkin berisiko mengalami infeksi yang lebih serius.
 
Memang, sekolah dan pusat penitipan anak bisa menjadi tempat berkembang biaknya penyakit pernapasan dan infeksi lainnya. Sebab, anak-anak merupakan vektor yang memungkinkan, karena mereka gemar menyentuh beragam benda dan banyak ingin tahu.
 
Sementara itu, sebagian besar data ilmiah tentang efek penutupan sekolah berasal dari memelajari influenza dan menunjukkan adanya manfaat. Misalnya, sebuah studi tahun 2008 di jurnal Nature menyarankan bahwa penutupan sekolah selama pandemi influenza di Prancis dapat mengurangi jumlah total kasus hingga 17 persen. 
 
Meskipun dinyatakan anak-anak merupakan penyebar utama flu, tetapi tidak jelas apakah hal yang sama berlaku untuk coronavirus baru atau covid-19. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang sebuah misi ke Tiongkok menemukan bahwa anak-anak merupakan 2,4 persen dari kasus coronavirus.
 
"Dampak (dari penutupan sekolah) mungkin kurang tepat dengan coronavirus," katanya.
 
"Jika Anda sudah memiliki transmisi intens di komunitas Anda, itu tidak akan melayani tujuan untuk menjaga anak-anak di rumah. Dengan kata lain, jika semua orang sudah sakit, itu tidak akan memengaruhi lintasan wabah," tambahnya.
 
Untuk saat ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika merekomendasikan agar sekolah bekerja dengan departemen kesehatan setempat untuk menentukan apakah akan ditutup ketika ada transmisi aktif covid-19 di masyarakat. 
 
Keputusan apakah akan menutup sekolah harus diinformasikan oleh departemen kesehatan setempat yang diyakini sebagai sumber keputusan terbaik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif