Dr Camille Hoffman dari Saint Joseph Hospital di Denver, Colorado, melakukan penelitian bahwa wanita hamil yang memiliki sikap positif seperti tidak terlalu cemas dan lebih gembira akan melahirkan bayi dengan tingkat kecemasan yang rendah dan kemampuan untuk mengatasi stres yang lebih baik.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Development and Psychopathology menemukan bahwa stres sebelum melahirkan dapat membentuk bayi menjadi seseorang yang lebih temperamental dan kemungkinan bayi akan lebih mudah mengalami depresi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kita semua memiliki stressor dalam hidup kita, tetapi ketahanan dan kemampuan untuk mengatasi stres tersebut akan meningkat ketika kita pada saat berada dalam kandungan memiliki ibu dengan suasana hati yang lebih baik,” ujar Hoffman.
Salah satu penilaian bagaimana seseorang mengatasi stres adalah heart-rate variability atau HRV. Menurut Harvard Health, HRV adalah pengukuran waktu antara setiap detak jantung. Hal ini dapat menunjukkan fungsi dan keseimbangan sistem saraf secara keseluruhan.
“Ketika Anda stres, detak jantung akan berdetak lebih cepat dan tidak berubah. Sedangkan ketika Anda bisa lebih santai, detak jantung lebih fleksibel atau bervariasi,” kata Hoffman. “Orang-orang yang melakukan meditasi atau prakti mindfulness memiliki HRV yang sangat baik. Dan ketika seseorang yang merasa depresi sudah merasa lebih baik, biasanya juga ada perubahan dalam pembacaan HRV mereka.”
Dan karena sistem saraf wanita yang sedang hamil memiliki ikatan yang kuat dengan bayi mereka, kebahagiaan yang dirasakan oleh mereka sangat baik untuk keduanya. Menurut March of Dimes, stres yang dirasakan terus menerus dapat meningkatkan risiko untuk melahirkan secara premature.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)