Relawan dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saat melakukan edukasi tentang HIV/AIDS (Foto: ANTARA/Olha Mulalinda)
Relawan dari sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) saat melakukan edukasi tentang HIV/AIDS (Foto: ANTARA/Olha Mulalinda)

Banyak ODHA Disembunyikan oleh Keluarga

Rona aids
Sri Yanti Nainggolan • 02 Desember 2016 15:51
medcom.id, Jakarta: Berbagai stigma yang melekat pada penderita HIV/AIDS yang biasa disebut Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) membuat mereka tak bisa berkembang secara maksimal.
 
Oleh karena itu, Yayasan AIDS Indonesia (YAIDS) melakukan kampanye #JakartaSadar2017 yang salah satunya bertujuan menghilangkan stigma dan diskriminasi pada ODHA.
 
"Jangan sampai ODHA diasingkan," tegas dr. Sarsanto W Sarwono selaku Ketua Komite Program YAIDS dalam acara penandatanganan komitmen #JakartaSadar2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, masalah penerimaan ODHA terletak pada keluarga ODHA sendiri, bukan dari lingkungan luar yang pada dasarnya lebih terbuka dan tidak terdoktrin stigma yang salah.
 
"Pihak keluarga menyembunyikan ODHA karena termakan oleh stigma yang beredar, seperti tak bisa makan bersama atau hal-hal lain yang padahal yang menyebabkan penularan," terangnya.
 
Padahal, kebanyakan ODHA berada di usia muda yang seharusnya masih bisa berkembang secara maksimal dalam kehidupan sosial. Namun, keluarga justru menyembunyikan mereka di rumah saja.
 
Kampanye tentang penyebaran HIV/AIDS sendiri semakin gencar dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan penyuluhan sebagai upaya pencegahan yang telah dicoba pada berbagai tingkat usia.
 
Dr. Sarsanto menjelaskan, pada awal kampanye dilakukan tahun 1993, target yang disasar adalah para pekerja. Namun, mereka merasa usia tersebut termasuk terlambat karena para pekerja kebanyakan sudah menikah dan aktif dalam aktivitas sosial.
 
"Kemudian kami menyasar pada anak SMA, tapi ternyata terlambat juga. Akhirnya kami pun memulai kampanye ini untuk anak SMP," katanya.
 
Setidaknya para anak-anak yang masih di bangku sekolah tersebut mengerti tentang HIV/AIDS sehingga bisa melakukan memproteksi diri sendiri dengan cara tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol serta tidak melakukan seks bebas.
 
"Karena biasanya yang terkena adalah mereka yang kurang pengetahuan sehingga bisa dibodoh-bodohi," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ELG)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif