Spesialis gizi klinik Raissa Djuanda mengatakan pola makan dan kebiasaan sehari-hari yang saat ini lebih banyak mengarah ke aktivitas yang tidak produktif menjadi salah satu alasan penyakit kolesterol mulai menyasar usia muda.
"Banyak pasien usia 20-an memiliki kolesterol tinggi. Faktornya banyak, beberapa diantaranya karena pola hidup itu sendiri, pola makan, kurang bergerak dan terakhir faktor genetik," ujar Raissa, dalam Metro Plus, Kamis 30 Maret 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk menyiasati diri agar tidak terserang kolesterol, Raissa menyarankan agar lebih selektif dalam memilih jenis makanan. Telur puyuh, kuning telur, jeroan, otak, kulit dan babat, bahkan seafood seperti cumi dan udang serta daging sapi pun disarankan agar tidak dikonsumsi berlebihan.
Tak hanya jenis makanan, kita juga harus memerhatikan proses pengolahan makanan dan cara memasaknya. Disarankan, bagi orang yang memiliki riwayat kolesterol agar mengurangi makanan yang digoreng, atau jika harus digoreng usahakan agar minyak yang digunakan tidak lebih dari dua kali.
"Kalau minyak digunakan beberapa kali akan berubag menjadi lemak trans. Inilah yang dapat meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Sementara, batasan minyak yang boleh dikonsumsi per hari itu hanya lima sendok makan," katanya.
Selain jenis makanan dan cara mengolahnya, latihan fisik dan istirahat teratur juga bisa menjadi cara menyiasati kolesterol. Pola hidup sehat tentu akan diikuti oleh metabolisme yang baik dan bisa mengeliminir kolesterol jahat.
"Dengan berolahraga bisa meningkatkan kadar kolesterol yang baik atau HDL. HDL ini bisa menyingkirkan kolesterol jahat, dan salah satu cara mengimbangi makanan yang tinggi kolesterol adalah dengan berolah raga," jelas Raissa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(MEL)
