Lebih dari 260 pasien covid-19 di Korea Selatan dites positif terkena virus korona baru setelah sembuh. (Ilustrasi/Pexels)
Lebih dari 260 pasien covid-19 di Korea Selatan dites positif terkena virus korona baru setelah sembuh. (Ilustrasi/Pexels)

Pasien Positif Covid-19 yang Pulih Diyakini Tidak Terinfeksi Lagi

Rona Virus Korona virus corona covid-19
Sunnaholomi Halakrispen • 02 Mei 2020 18:04
Jakarta: Lebih dari 260 pasien covid-19 di Korea Selatan dites positif terkena virus korona baru setelah sembuh. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa virus itu mungkin mampu aktif kembali atau menginfeksi orang lebih dari satu kali. Tetapi, para ahli penyakit menular meyakini keduanya tidak mungkin.
 
Sebaliknya, metode yang digunakan untuk mendeteksi covid-19, yang disebut polymerase chain reaction (PCR), tidak dapat membedakan antara materi genetik (RNA atau DNA) dari virus infeksi dan fragmen virus mati yang dapat bertahan dalam tubuh lama setelah seseorang pulih.
Hal itu disampaikan Dr. Oh Myoung-don, dokter Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul kepada The Korea Herald.
 
Demikian juga menurut Carol Shoshkes Reiss, profesor Biologi dan Ilmu Saraf di Universitas New York, tes ini sangat sederhana. Meskipun seseorang dapat pulih dan tidak lagi menular, mereka mungkin masih memiliki fragmen kecil dari viral load (tidak aktif) yang ternyata positif pada tes tersebut.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Itu karena begitu virus telah ditaklukkan, ada semua sampah sel yang rusak ini (mayat sel yang terbunuh virus), yang perlu dibersihkan," tutur Reiss kepada Live Science
 
Ia menjelaskan, di dalam sampah itu terdapat sisa-sisa partikel virus yang sekarang tidak menular. Untuk menentukan apakah seseorang menyembunyikan virus menular atau telah terinfeksi ulang dengan virus, diperlukan jenis tes yang sama sekali berbeda, yang biasanya tidak dilakukan.
 
Alih-alih menguji virus apa adanya, teknisi laboratorium harus membiakkannya, atau menempatkan virus itu di piring laboratorium di bawah kondisi ideal. Kemudian, melihat apakah virus itu mampu tumbuh.
 
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menyatakan bahwa pasien di Korea Selatan yang dites kembali positif memiliki sangat sedikit atau tidak memiliki kemampuan untuk menyebarkan virus. Laporan pasien yang dites positif dua kali tidak terbatas pada Korea Selatan.
 
Mereka juga mengalir dari negara lain, termasuk Cina dan Jepang. Tetapi konsensus umum dalam komunitas ilmiah dengan semua informasi yang tersedia sampai saat ini tentang virus corona baru adalah bahwa orang tidak terinfeksi ulang, tetapi agak salah menguji positif.
Terlebih lagi, proses di mana covid-19 menghasilkan virus baru hanya terjadi di sel inang dan tidak menyusup ke nukleus, atau inti sel, kata Myoung-don.
 
Beberapa virus seperti human immunodeficiency virus (HIV) dan virus cacar air, dapat mengintegrasikan diri mereka ke dalam genom inang dengan membuat jalan mereka ke dalam inti sel manusia. Virus itu dapat tetap laten selama bertahun-tahun dan kemudian seperti diaktifkan kembali.
 
Akan tetapi, SARS-CoV-2 bukan salah satu dari virus-virus itu. Sebaliknya, virus baru ini tetap berada di luar inti sel inang, sebelum dengan cepat meledak dan menyusup ke sel berikutnya.
"Ini berarti tidak menyebabkan infeksi kronis atau kambuh. Dengan kata lain, sangat tidak mungkin bahwa coronavirus baru akan aktif kembali dalam tubuh segera setelah infeksi," jelasnya.
 
"Tetapi infeksi ulang di beberapa titik merupakan kemungkinan teoretis. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi setahun dari sekarang, tidak ada yang memiliki bola kristal seperti itu," tambahnya.
 
Di lain sisi, virus saat ini mengalami perubahan genetik yang sangat kecil, terlalu kecil untuk menghindari sistem kekebalan tubuh orang yang sudah terinfeksi. Perubahan genetik harus cukup substansial sehingga antibodi seseorang terhadap SARS-CoV-2 tidak akan lagi bekerja melawan strain baru. Sejauh ini, hal itu sepertinya tidak mungkin.
 
"Jika virus ini tetap seperti itu dengan perubahan yang sangat kecil, maka sangat tidak mungkin seseorang akan terinfeksi ulang tahun depan," pungkas Reiss.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif