Para peneliti melihat, anak laki-laki atau perempuan yang 5-7 sentimeter lebih pendek dibandingkan tinggi badan rata-rata usia mereka memiliki risiko stroke akibat penyumbatan (iskemik) saat berusia lebih tua.
Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah dan oksigen ke otak tiba-tiba terhambat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, risiko stroke pendarahan, kondisi dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan pendarahan di dalam otak, lebih sering terjadi pada pria.
Meskipun tinggi badan dipengaruhi secara genetik, beberapa faktor seperti pola makan ibu selama kehamilan, pola makan saat kecil, infeksi, dan tekanan psikologis turut berperan.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal Stroke: Journal of the American Heart Association tersebut memeriksa data lebih dari 300 ribu anak sekolah Denmark pada usia tujuh, 10, dan 13 tahun.
"Studi kami menunjukkan bahwa tinggi badan pendek pada anak adalah penanda dari risiko stroke dan menyarankan agar anak-anak ini memberi perhatian lebih dalam hal perubahan atau pengobatan faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk menurunkan risiko penyakit tersebut," kata penulis studi senior Jennifer L. Baker, Associate Professor di University of Copenhagen di Denmark.
Para peneliti mencatat bahwa penurunan kejadian stroke dan angka kematian di sebagian besar negara berpendapatan tinggi, terutama pada wanita, terjadi bersamaan dengan peningkatan umum pada tinggi badan saat dewasa yang berhasil dicapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
