Terlalu sering makan nasi dengan lauk mi akan menyebabkan penumpukan kalori yang dapat memicu diabetes dan perlemakan hati (Foto:Royalgram.co.uk)
Terlalu sering makan nasi dengan lauk mi akan menyebabkan penumpukan kalori yang dapat memicu diabetes dan perlemakan hati (Foto:Royalgram.co.uk)

Jangan Makan Mi Bersama Nasi! Ini Bahayanya

Rona simassehat
Pelangi Karismakristi • 05 Agustus 2016 12:04
medcom.id, Jakarta: Nasi dan mi merupakan makanan pokok kegemaran masyarakat Indonesia. Tak jarang, kedua makanan tersebut disantap berbarengan. Mi acap kali dianggap sebagai lauk yang disantap bersama nasi. Nyatanya, kebiasaan makan yang demikian membahayakan kesehatan.
 
Mengapa? Sebab, mi dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat tinggi. Bila menyantapnya bersamaan dan terus menerus, Anda akan kelebihan asupan karbohidrat. Apabila Anda kelebihan karbohidrat dalam jangka waktu lama, bisa mengakibatkan penimbunan kalori berlebih yang memicu penyakit diabetes.
 
Ahli penyakit dalam dr. Mangatas S.M. Manalu, Sp.PD mengatakan, pada dasrnya manusia memerlukan kalori, namun tidak boleh didapat dari sumber yang sama.
 
"Saya tidak menganjurkan makan karbohidrat plus karbohidrat. Terlalu sering makan nasi dengan lauk mi akan menyebabkan penumpukan kalori yang dapat memicu diabetes dan perlemakan hati," kata dr. Mangatas Manalu kepada Metrotvnews.com, beberapa waktu lalu.
 
Dokter yang praktik di Rumah Sakit Mayapada Hospital Jakarta itu mencontohkan, ketika seseorang makan nasi, maka tubuh terisi 400 kilo kalori (kkal). Sementara, mi memiliki 350 sampai 400 kkal. Ditambah dengan minuman manis yang bisa mengandung 200 kkal. Bila dijumlah, mencapai 1.000 kkal. 
 
Jika Anda makan tiga kali dalam sehari dan jumlah tersebut dikalikan, maka berarti Anda mendapat asupan 3.000 kkal dalam sehari. Sementara, seorang pekerja kantoran yang lebih banyak duduk, dalam sehari hanya memerlukan 2.000 kkal. Itu artinya, Anda kelebihan 1.000 kkal.
 
"Kalau pola ini terus dilakukan, dapat menyebabkan diabetes dan perlemakan hati. Tentu ini dalam jangka waktu menahun. Efeknya akan dirasakan 10 sampai 20 tahun kemudian," ujar dr Mangatas.
 
Tubuh yang kelebihan karbohidrat selain menyebabkan diabetes dan perlemakan hati, juga berisiko menambah volume perut, meningkatkan hormon insulin, obesitas, dan berpotensi merusak pankreas akibat bekerja lebih keras melebihi batas normal.
 
Tidak dipungkiri bahwa karbohidrat memang mengenyangkan. Namun lebih baik bila saat mengonsumsi makanan tersebut dilengkapi protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jangan lupa pula imbangi dengan olahraga teratur agar tubuh tetap prima. 
 
Artikel ini dipersembahkan oleh:
 
Jangan Makan Mi Bersama Nasi! Ini Bahayanya
Be Healthy with Simas Sehat!
 
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ROS)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif