Jakarta: Banyak orang tua memilih untuk melakukan sunat pada putra mereka karena alasan agama atau kesehatan. Meski sebagian besar anak laki-laki disunat, namun ada juga yang menolak melakukannya terutama di luar negeri. Dokter Umum Roger Henderson menjelaskan pro kontra sunat pada anak laki-laki untuk alasan medis.
Sunat adalah prosedur pembedahan yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kulup, yakni lipatan kulit yang menutupi kepala penis. Sekitar seperlima pria di seluruh dunia telah disunat. Sebagian besar karena alasan agama dan budaya, di mana prosedur ini biasanya dilakukan segera setelah kelahiran atau sekitar masa pubertas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Orang dewasa terkadang disunat sebagai tindakan pengabdian agama. Tetapi, sunat pada orang dewasa paling sering dilakukan karena alasan medis seperti phimosis, balanoposthitis, atau paraphimosis.
1. Phimosis
Pada phimosis, pembukaan kulup menyempit sehingga mencegah retraksi. Terkadang, tepi kulup memiliki penampilan yang putih, parut, tidak elastis dan tidak akan mengerut saat ditarik. Gejalanya seperti iritasi atau pendarahan dari tepi kulup (terutama selama berhubungan seksual atau masturbasi), rasa sakit saat buang air kecil hingga kesulitan buang air kecil.
2. Balanoposthitis akut
Kondisi ini melibatkan kemerahan dan pembengkakan kulup, bersama dengan keluarnya nanah dari ruang antara kulup dan kelenjar. Terkadang seluruh penis mungkin bengkak dan meradang. Balanoposthitis kadang-kadang merupakan tanda pertama diabetes. Sunat dapat dilakukan untuk kasus yang berulang.
3. Paraphimosis
Kondisi ini disebabkan oleh menarik kembali kulit khatan di belakang punggung koronal kelenjar atau kepala penis, tanpa penggantian berikutnya ke posisi normal. Kulit khatan kemudian membentuk tourniquet ketat di sekitar kelenjar, menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Sunat juga dilakukan untuk mencegah penyakit di masa depan. Salah satunya sunat dilakukan untuk mencegah kanker penis. Kanker ini termasuk jenis kanker langka dan dapat dipicu juga oleh kebersihan pribadi yang buruk, merokok dan paparan virus HPV kutil.
Sementara itu, infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan sifilis dan herpes pada alat kelamin, lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat. Namun, uretritis atau radang tabung yang membawa urine melalui penis (disebabkan oleh gonore dan uretritis non-gonolokal) lebih sering terjadi pada pria yang disunat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)