Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc, Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 menjelasakan bahwa, pengelolaan limbah sendiri memiliki hirarki. Yaitu dimulai dari reduksi, reuse, recycle, recovery, pengelolaan, dan penimbunan.
Dalam mengolah limbah tersebut pun dibutuhkan pengawasan khusus dan aturan. Berdasarkan Permenlhk no. P-56/2015 tahapan pengelolaan limbah B3 Fasyankes adalah sebagai berikut:
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Langkah 1: Pengurangan dan pemilahan. Proses paling awal ini adalah tanggung jawab penghasil.
Langkah 2: Pewadahan dan penyimpanan. Dalam hal ini izin penyimpanan diterbitkan oleh kabupaten dan kota.
"Misalnya penyimpanan 2x24 jam pada suhu normal,” ujar Ir. Sinta dalam Diskusi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Covid-19 di Indonesia
Langkah 3: Pengangkutan. Limbah ini tidak bisa asal angkut saja. Dibutuhkan persetujuan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) kabupaten atau kota.
Langkah 4: Pengolahan. Untuk mengolah limbah ini, dibutuhkan izin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK).
Langkah 5: Penguburan. Dibutuhkan persetujuan oleh dinas LH kabupaten atau kota.
Langkah 6: Penguburan. Dibutuhkan pula persetujuan oleh dinas LH kabupaten atau kota.
Dalam prosesnya ada tiga hal yang tak boleh terlupakan. Limbah ini harus dikemas tertutup dengan menggunakan kertas kuning. Disimpan maksimal dua hari pada suhu normal, dan pemusnahan di fasilitas insinerator dengan suhu minimal 800 derajat celcius, atau di fasilitas Autoclave dengan shredder.
Tak disangka pengelolaan B3 ternyata alurnya begitu rumit dan penuh dengan regulasi. Sekarang Anda sudah tahu bahwa limbah-limbah itu diproses dengan aman dan diawasi oleh pihak yang tepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
