Uniknya, hal tersebut tidak terjadi pada pria dengan durasi kerja yang sama.
Menurut para peneliti, penyebabnya adalah tanggung jawab wanita yang umumnya lebih besar dari pria, terutama bagi mereka yang telah menikah dan punya anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jam kerja lembur juga dapat memicu respons stres kronik dalam tubuh sehingga meningkatkan ketidaknormalan hormonal dan resistensi insulin.
Menariknya, durasi kerja semalam seminggu tak berhubungan dengan risiko penyakit tersebut pada pria dimana presentase yang muncul juga lebih kecil.
"Melihat peningkatan prevalensi diabetes secara cepat dan substansial di seluruh dunia, mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti jam kerja yang panjang sangat penting untuk meningkatkan pencegahan dan mengorientasikan pembuatan kebijakan, karena dapat mencegah banyak kasus diabetes dan diabetes yang terkait penyakit kronis," kata peneliti Mahee Gilbert-Ouimet dari Pusat Penelitian di Rumah Sakit Universitas Quebec-Universitas Laval, di Kanada, dilansir dari The Health Site.
Studi yang dipublikasi dalam jurnal BMJ Open Diabetes Research tersebut mengikuti data kesehatan dari 7.065 pekerja berusia 35-74 tahun selama 12 tahun. Berdasarkan jam kerja mingguan dan yang lembur yang tak dibayar, para partisipan dibagi berdasarkan empat kategori: 15-34 jam, 35-40 jam, 41-44 jam, dan 45 jam lebih.
Hasilnya, wanita yang bekerja melebihi durasi kerja memiliki risiko 63 persen lebih besar mengalami diabetes. Sementara, kejadian diabetes pada pria cenderung ditemukan pada kelompok usia yang lebih tua dan obesitas.
Perkiraan global menunjukkan bahwa 439 juta orang dewasa akan hidup dengan diabetes pada tahun 2030, meningkat 50 persen dari tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)
