Karena menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Efnie Indrianie, M.Psi. dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung tak hanya fisiknya yang lebih sehat, bermain di luar ruangan mengajarkan banyak hal pada anak, yang berfungsi menyokong perkembangan dirinya secara emosional dan sosial.
Ini tentu saja akan sangat berguna hingga dia dewasa. Misalnya, saat membuat istana pasir, main petak umpet, engklek (hopscotch), atau menemukan hal-hal baru dari alam sekitar, anak belajar mengembangkan kecerdasan logika dan kemampuannya memahami sebab akibat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di luar ruangan, anak belajar mengambil risiko (engklek dengan satu kaki berisiko jatuh, misalnya), memperluas daya imajinasi serta kreativitasnya (karena anak diberikan keleluasaan mengembangkan ide), mengeksplor minatnya, dan menemukan hal-hal yang ternyata membuat mereka makin pintar dan bahagia.
.jpg)
(Jadilah teman si kecil jika ia tak ada teman ketika bermain di luar atau temani ketika ia mengajak Anda bermain di luar. Foto: Pexels.com)
Bermain di luar ruang, bangun kemampuan sosialisasi anak
Menurut psikolog yang ramah ini, bermain bersama teman-teman memberi mereka kesempatan membangun kemampuan bersosialisasi dan komunikasi yang mereka perlukan untuk membentuk hubungan pertemanan yang pasti akan terjadi seumur hidupnya.Jangan anggap remeh segala hal di sekitar kita bagi perkembangan anak kita. Seperti kata Efnie pula, adalah penting orang tua mengenalkan si kecil dengan aneka tekstur yang ada di luar.
Pasir yang gemerisik di telapak kaki, tanah yang lembek saat diinjak, kerasnya batu, halusnya permukaan daun, hingga sejuknya embun di rumput yang terasa menggelitik kaki.
Kepekaan indranya terasah. Lebih dari itu, “Melalui hal ini, anak bisa diajarkan berbagai konsep kehidupan, pengetahuan, hingga bagaimana mencintai lingkungan,” kata Efnie.
Kebebasan bermain di luar diyakini pula menurunkan tingkat stres. Hilangnya waktu bermain di luar dan menjalani kehidupan kota besar yang selalu bergegas, ditambah energi dan hasrat anak untuk melakukan eksplorasi yang demikian besarnya, jika terkungkung secara terus menerus (di dalam ruangan, rumah, sekolah, mal, dan lainnya) bisa menimbulkan stres.
Dengan berlari-lari, berayun-ayun, berteriak, tertawa, menemukan hal-hal baru di luar, mereka melepas stres dan recharge energi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)