Perempuan berpura-pura orgasme justru menimbulkan banyak masalah dalam hubungan suami-istri (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Perempuan berpura-pura orgasme justru menimbulkan banyak masalah dalam hubungan suami-istri (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Pura-pura Orgasme, Baik atau Buruk?

Rona seks dan kesehatan
Dhaifurrakhman Abas • 12 Agustus 2019 18:04
Alih-alih memberikan apresiasi kepada suami, istri yang berpura-pura orgasme bakal berdampak pada hubungan intim pasutri. Sebaiknya, tanamkan kejujuran ketika melakukan hubungan seks.
 
Jakarta: Orgasme merupakan salah satu fase yang harus terpenuhi saat melakukan sesi bercinta. Pencapaian tersebut menentukan hubungan seks yang sehat dan menyenangkan.
 
Akan tetapi, puncak orgasme yang terjadi antara laki-laki dan perempuan kerap berbeda. Laki-laki disebut lebih mudah orgasme dibandingkan perempuan yang membutuhkan waktu lebih lama.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Alhasil, perempuan sering memalsukan orgasme ketika bercinta. Tujuannya untuk menyenangkan hati pasangannya agar tidak dianggap kurang perkasa. Namun, apakah berpura-pura orgasme baik dilakukan dalam hubungan seks?
 
"Diawal-awal bisa menolong. Tapi lama-lama itu yang rugi si perempuannya itu," kata Seksolog Indonesia, dr. Boyke Dian Nugraha, di Golden Boutique Hotel, Melawai, tempo hari.
 
Memalsukan orgasme, kata dr. Boyke, dapat memperkeruh hubungan suami-istri. Suami merasa ditipu, sebaliknya istri yang selalu berpura-pura orgasme akan jenuh bercinta lantaran tak mendapatkan sensasi nyata.
 
"Istri protes enggak pernah orgasme. Orang enggak orgasme itu enggak enak loh. Sementara suami bingung, dulu-dulu (istri) orgasme kok. Pas sekarang (istri) bilang (suami) enggak pernah kuat," ujarnya.
 
Sebab itu, dr. Boyke menganjurkan tak boleh ada tipu daya dalam menjalani hubungan suami-istri. Kejujuran dan komunikasi, kata dr. Boyke, adalah faktor penting dalam menjalani setiap hubungan, termasuk untuk urusan ranjang.
 
"Dalam seks itu harus jujur. Kalau iya ya bilang enggak orgasme. Demikian juga kalau kita enggak bisa ereksi ya kita ngomong," beber dia.
 
Untuk itu, dr. Boyke menganjurkan pasangan melakukan empat fase setiap kali melakukan sesi bercinta. Tujuannya agar pasangan suami-istri sama-sama mendapatkan hubungan seks yang sehat dan kepuasan.
 
"Berhubungan seks bukan tentang penetrasi. Tapi ada empat fase pertama, foreplay (rangsangan), penetrasi, orgasme dan peredaan setelah berhubungan seks," ujar dr. Boyke.
 
Menurutnya, pada fase rangsangan atau yang dikenal dengan foreplay ini, sebaiknya dilakukan dengan durasi minimal 5 hingga 10 menit. Hal ini ditandai dengan terjadinya reaksi fisik berupa ereksi pada penis dan perlendiran vagina.
 
Ketika pasangan sudah menerima rangsangan seksual dan mengalami reaksi fisik, kata dr. Boyke, barulah fase penetrasi bisa dilakukan. Dia bilang, durasi penetrasi normal dilakukan selama 5 sampai 12 menit.
 
"Kalau kurang dari 3 menit, atau kurang dari 20 tusukan, itu kita katakan (pria) ejakulasi dini. Tapi kalau 3-5 menit, itu normal, karena 60 persen wanita sudah orgasme dalam 5 menit," beber dia.
 
Fase penetrasi, menurut dr. Boyke, paling ideal terjadi ketika pasangan sama-sama mengalami orgasme yang merupakan fase ketiga. Pada titik ini, dia menekankan, para pria dapat memperlama ritme penetrasi.
 
"Pokoknya buat pria itu (penis) harus keras dan tahan lama. Kalau dia bisa sampai menaikkannya durasi penetrasi sampe 9 menit, maka 70 persen wanita sudah orgasme. Naik lagi sampai 12 menit, 90 persen sudah orgasme. jadi durasi itu menentukan," jelasnya.
 
Meski demikian, Boyke bilang, orgasme bukan merupakan akhir dari sesi bercinta. Agar mendapatkan kualitas hubungan seksual yang baik, kedua pasangan harus melakukan fase akhir, yaitu sesi peredaan.
 
"Peredaan setelah orgasme itu penting sekali. Semua pembuluh darah melebar, mengalami relaksasi, sehingga kulit jadi lebih sensitif hingga 20 persen. Untuk itu, setelah orgasme, lakukan ciuman dan pelukan terhadap pasangan. Setelahnya membersihkan diri," tandasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif