Ada juga fenomena anak yang malah lebih dekat dengan sang baby sitter-nya. Jika sudah begini apa yang bisa Anda lakukan? Erfianne Cicilia, Psi, dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT-UI) memberikan saran pada Anda.
1. Mengakui dulu
Erfianne mengatakan bahwa tentu saja sebagai orang tua yang bekerja atau pun berkegiatan, anak menjadi dekat dengan baby sitter-nya, ini adalah sebuah hal yang wajar dan orang tua jangan khawatir dengan hal ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Fakta ini harus diakui dulu oleh orang tua. Bahwa anak kita dekat dengan baby sitter-nya. Malah biasanya karena dekatnya sudah seperti saudara. Kedekatan anak dengan baby sitter itu sangat wajar terjadi. Hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mengakui dulu bahwa memang ini terjadi dan memang ini adalah hal yang wajar."
2. Kalau baru bisa kualitas mengapa tidak?
Waktu panjang Anda memang hanya di akhir pekan, nah jika yang baru bisa dilakukan adalah baru sebatas kualitas mengapa tidak? Anda sebagai orang tua jangan stres dan menuntut diri dengan banyak beban yang telah dijalankan selama seharian dan tugas sebagai ibu juga.
"Untuk ini jangan langsung berkeputusan untuk berhenti bekerja atau memberhentikan sang baby sitter. Karena bisa jadi masalah baru lainnya bisa timbul."
"Sebaiknya Anda juga jangan berperilaku berlebihan dengan si kecil. Misalnya untuk menebus ketidakhadiran, jadi membelikannya segudang mainan setiap pulang kerja. Atau memeluk serta menciumnya sesering mungkin, tentu hal ini tidak pada tempatnya dan berlebihan. Justru anak malah akan menghindar dan takut," saran Erfianne.

(Jangan takut dan gengsi untuk saling berbicara dengan baby sitter. Sempatkan waktu yang Anda miliki ketika pulang beraktivitas atau bekerja untuk berinterkasi dengan si kecil. Foto: Christin Hume/Unsplash.com)
(Baca juga: Nenek yang Menjaga Cucu Memiliki Kesehatan Otak yang Lebih Baik?)
3. Sharing dengan baby sitter dan si kecil
Jangan takut dan gengsi untuk saling berbicara dengan baby sitter. Sempatkan waktu yang Anda miliki ketika pulang beraktivitas atau bekerja untuk berinterkasi dengan si kecil. Misalnya dengan ikut bermain lagi dengan anak, berkomunikasi, membacakan buku cerita untuknya, dan mengantarkannya hingga tidur.
"Hindari mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah, menonton televisi, bertelepon ria, bermedia sosial, atau membaca majalah saat bersama si kecil. Sedangkan, si kecil anteng bermain sendirian? Karena dengan berinteraksi dengan si kecil, dapat terbina hubungan yang baik antara anak dengan ibu."
4. Jadikan baby sitter partner bukan saingan atau musuh
Siasati waktu yang pendek ketika Anda telah sampai di rumah adalah sharing (ngobrol) santai dengan sang baby sitter juga berinteraksi dengan si kecil.
"Secara tidak langsung, selain kita tahu benar apa saja kronologis si kecil seharian, kita juga bisa tahu sang baby sitter memberikan apa saja selama seharian, bermain apa saja, minum susu, dan makan apa saja," ucap Erfianne. Selain itu sempatkan waktu yang Anda miliki ketika pulang beraktivitas atau bekerja untuk berinterkasi dengan si kecil.
5. Buatlah kesepakatan antara Anda dengan baby sitter
Jangan ragu untuk membuat sebuah kesepakatan karena ini bisa menjadi landasan Anda dengan baby sitter ketika berhadapan dengan anak.
"Jika pulang bekerja fokus orang tua kembali pada anak, dan fungsi baby sitter-nya harus bergeser. Dan apa yang ingin diajarkan pada anak dari orang tua juga bisa masuk dengan cara tersebut."
Erfianne menambahkan juga bahwa orang tua bisa memberikan kesepakatan pada baby sitter untuk mendekatkan anak pada Anda orang tuanya ketika pulang bekerja, saat libur, atau saat si kecil sedang bersama kedua orang tuanya.
"Berikan pengertian bahwa Anda, sebagai ibunya juga ingin sekali, si kecil bisa dekat lagi. Baby sitter atau pengasuhnya juga harus membantu peranan sang Bunda agar si kecil dekat lagi dengan ibu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)