Profesor gizi medic DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc mengatakan, kecukupan gizi seimbang dengan kandungan makro dan mikro nutrient termasuk zat besi penting untuk si kecil, guna memastikan tumbuh kembang yang optimal.
“Zat besi berperan penting terhadap fungsi kognitid tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Namun saat ini masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan zat besi yang akan mengancam tumbuh kembang mereka,” ujar Prof. Tati, sapaan akrabnya, dalam acara peluncuran CERELAC Risenutri, di kawasan Jakarta Selatan, kemarin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, satu dari tiga anak balita di Indonesia mengalami anemia. Hal itu disebabkan oleh kurangnya asupan mikro nutrient zat besi.
Jadi memang sangat penting bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan zat besi anak sejak usia dini. Berdasarkan Angka Kecukupan Gici (AKG) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, bayi berusia 6 – 11 bulan membutuhkan sekitar 11 miligram zat besi setiap hari.
“Anak yang kurang mendapatkan asupan zat besi akan menjadi lemas, tidak aktif bermain dan pasif. Selain itu, anak juga akan mudah lelah. Daya tahan tubuh anak juga akan menurun sehingga mereka akan lebih mudah terkena infeksi,” ujar Prof Tati.
Menurut Prof Tati, anak yang kekurangan zat besi juga dikhawatirkan perkembangan otak dan daya berpikirnya akan mengalami keterlambatan. Sehingga bisa saja kecerdasannya tidak sama dengan teman seusianya.
"Zat besi bisa didapatkan dari sumber makanan hewani dan nabati. Namun memang, yang paling baik adalah yang bersumber dari hewani seperti daging sapi, daging kambing, atau juga daging bebek," tutup Prof Tati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)