Sandra Dewi (Foto: Krispen/Medcom.id)
Sandra Dewi (Foto: Krispen/Medcom.id)

Sandra Dewi Beberkan Perjuangannya Menyusui Anak Pertama

Rona air susu ibu
Sunnaholomi Halakrispen • 28 November 2019 17:00
Jakarta: Air Susu Ibu (ASI) sangat baik untuk tumbuh kembang anak. Terkhusus ASI eksklusif, wajib diberikan sejak anak dilahirkan hingga berusia enam bulan. Selama itu, bayi hanya diberikan ASI eksklusif saja dan tidak diberikan makanan lain.
 
Kejadian menarik dialami Sandra Dewi. Ketika sedang melakukan proses perhentian ASI pada anak pertamanya, Sandra dinyatakan hamil anak kedua. Saat itu pula, aktris berusia 35 tahun tersebut sulit menghentikan kebiasaan memberi ASI pada anak pertamanya.
 
"Selama enam bulan kehamilan anak kedua saya pelan-pelan. Perminggu plan sedikit-sedikit kurangi ASI," ujar Sandra Dewi selaku public figure yang dua bulan lalu melahirkan anak kedua, di Jakarta Pusat, Kamis, 28 November 2019.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tips terbaik menurut Sandra, penghentian ASI tidak boleh dilakukan secara drastis. Hal ini diterapkannya untuk menghindari rasa kecewa dari anak pertamanya, Raphael Moeis, yang sudah terbiasa selalu diberikan ASI olehnya.
 
Dalam prosesnya yang dilakukan secara perlahan, Sandra sempat juga mencampurkan ASI dengan susu formula di dalam botol. Kemudian, lama-kelamaan, Sandra melepas ASI untuk Raphael atau dengan hanya memberikan susu formula.
 
Penentuan susu formula disesuaikan dari susu mana yang disukai sang buah hati. Dilengkapi dengan MPASI atau makanan pendamping ASI dan camilan sehat khusus untuk bayi.
 
Namun sempat disayangkan Sandra, karena Raphael tidak sepenuhnya dua tahun menerima full ASI. Lantaran Sandra hamil anak kedua ketika usia Raphael berada di tahun pertama.
 
Untuk itu, Sandra harus selalu memperhatikan kebutuhan ASI anak pertama sekaligus harus fokus memerhatikan gizi untuk anak kedua. Sementara, pengalaman menyusui pertama kali terasa sakit baginya.
 
"Saya mengalami puting berdarah, lecet, sampai borokan. Anak pertama tuh lahir akhir tahun. Karena dokter laksasi pada liburan, enggak ada yang ngajarin nyusuin dengan tepat," terang Sandra.
 
Perawat di rumah sakit tempatnya melahirkan Raphael, mendorong Sandra memberikan ASI. Namun, jauh berbeda dari yang dibayangkannya, sang anak menyusui hingga puting Sandra terasa sakit. Bahkan, susu yang keluar seperti susu stroberi karena bercampur darah.
 
"Puting merah keluar darah juga. Anak pertama tuh struggle banget, sempat ada masa-masa saya ngelihat anak kayak ikan piranha," tuturnya.
 
Selama 40 hari Sandra tidak diperbolehkan beraktivitas di luar rumah ke mana pun. Selam itu ia non stop hanya boleh berada di rumah dan pemeriksaan ke dokter. Tangisan berkali-kali sempat dialaminya.
 
"Mau keluar sedikit saja anak nangis nyariin. Sampai setiap ke kamar mandi ngelirik anak. Strugggle banget enggak tahu apa-apa. Abis nyusuin seharusnya langsung mompa ASI," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif