Menurut Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), hal ini terjadi karena masyarakut takut ke fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatannya sendiri juga tidak buka seperti biasanya. Alhasil, mereka lebih baik menunda sampai situasi lebih memungkinkan.
Menurut Data DITLAPTIK, pelayanan KB (PB, Ulanga, ganti cara) pada tahun 2019 dan 2020 angka pelayanan menurun banyak setelah masalah covid-19 muncul.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada Januari - April 2019, sebanyak 13.366.072 orang yang memanfaatkan layanan ini. Sementara di bulan Januari - April 2020 hanya tercatat sebanyak 12.186.605 orang.
“Terjadi penurunan angka pelayanan KB sebesar 1.179.467 dari tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2020 (dampak covid-19),” ungkap dr. Hasto.
Hal ini bila dibiarkan akan berdampak pada lonjakan penduduk. Oleh karena itu, new normal perlu untuk dilakukan dari sekarang. “Harus tetap sukses melakukan pelayanan dan menjalankan program tetapi aman dari covid-19,” ungkapnya.
“Kembali ke pemenuhan kebutuhan dasar manusia/masyarakt (kebersihan, keselamatan, dan keamanan), untuk kepentingan branding power equity Indonesia di mata dunia, berdasarkan kemandirian gotong royong,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)