Marissa merasa dilecehkan karena pada acara tersebut, Feni mengungkit-ungkit kembali kisah asmara suaminya dengan seorang perempuan.
Kata-kata kasar pun tak ayal dilontarkan Marissa pada keterangan foto postingannya di instagram.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Apa yang dilakukan Marissa mendapat pro dan kontra dari pengguna media sosial. Ada yang menyayangkan sikap Marissa yang terlalu impulsif, ada pula yang mendukungnya.
Bagaimana hal tersebut ditinjau dari sudut pandang psikologis?
"(Apa yang dilakukan Marissa) bisa dikategorikan sebagai kekerasan verbal. Seseorang berperilaku kasar melalui kata-kata," ujar Joice Manurung, psikolog yang kerap menyoroti komunikasi verbal, saat dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (20/9/2016).
Ia mangungkapkan, orang yang melakukan kekerasan verbal tak bisa dihentikan oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri, bahkan tidak oleh pasangannya.
(Baca: Ingin Bahagia Lebih Lama? Coba 5 Cara Ini)
Hal ini karena si pelaku tak menyadari bahwa dirinya telah melakukan kekerasan.
Bagaimana cara menghentikan perilaku tersebut? Ternyata, menasehati bukan cara terbaik.
"Ketika dilarang atau ditegur, biasanya ia akan semakin menjadi-jadi sebagai bentuk defensif atas perbuatannya," ujar perempuan yang praktek di Asian Business Consultant, Kemang Selatan Raya,Jakarta, tersebut.
Cara paling sederhana adalah dengan tidak menghiraukannya. Konfrontasi pun sebaiknya dihindari.
"Orang tipikal ini merasa memiliki kekuatan atas orang yang menjadi obyeknya. Jika ditentang, malah semakin menjadi-jadi," paparnya.
Jika tetap ingin menasehati, kata Joice, sebaiknya memerhatikan beberapa hal seperti pemilihan kata, waktu berbicara, dan siapa yang akan berbicara.
"Sebaiknya hindari menggunakan kata larangan 'jangan,' karena akan membuatnya merasa dipojokkan dan pada akhirnya semakin emosi," saran Joice..
Lihat Video: Rahasia Ikang Fawzi dan Marissa Haque Menikah Selama 30 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)