Ilustrasi-Pexels
Ilustrasi-Pexels

Efek Negatif jika Ketuban Pecah Dini

Rona kehamilan infeksi selama kehamilan seri kehamilan
Raka Lestari • 05 Juni 2020 08:08
Jakarta: Ketuban yang pecah saat usia kandungan belum mencukupi bisa juga disebut dengan ketuban pecah dini. Hal ini tentu bisa sangat membahayakan dan bisa menyebabkan janin yang ada di dalam kandungan lahir secara prematur.
 
“Pecah ketuban dini biasanya terjadi jika ketuban pecah dalam usia kurang dari 38 minggu. Pecah ketuban dini ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi,” ujar dr. Muhammad Fadli, Sp. OG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Pondok Indah – Pondok Indah, dalam Live Webinar RS Pondok Indah Group.
 
Menurut dr. Fadli, jika ibu hamil mengalami infeksi maka bisa memicu pecah ketuban secara dini. Infeksi kuman akan membuat selaput ketuban lebih rapuh. Sehingga saat terjadi benturan atau gerakan maka ketubannya bisa pecah.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Kalau ketuban pecah di bawah usia kandungan 36 minggu, biasanya dibutuhkan perawatan khusus agar kematangan paru pada janin sempurna. Akan tetapi, jika ketuban pecah pada usia kehamilan di atas 36 minggu biasanya tidak membutuhkan perawatan tersebut,” tambah dr. Fadli.
 
Ia juga menjelaskan bahwa ketika ketuban pecah, maka tidak ada lagi barrier antara janin yang ada di dalam kandungan dengan dunia luar. Sehingga kuman yang berada di luar kandungan bisa mengenai janin di dalam peru.
 
“Kuman yang ada di vagina misalnya, bisa menyebabkan infeksi baik kepada bayinya atau ibunya,” jelas dr. Fadli.
 
“Untuk itu, pastikan tidak ada infeksi jika terjadi pecah ketuban. Ciri-ciri adanya infeksi adalah jika si ibu merasa demam, denyut nadi meningkat, perut nyeri ketika ditekan, air ketuban sudah berbau, detak jantung bayi meningkat, itu merupakan tanda adanya infeksi,” jelas dr. Fadli.
 
Menurutnya, jika ketuban pecah pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga biasanya akan langsung dilakukan pemeriksaan CTG untuk memastikan apakah bayi dalam keadaan baik atau tidak.
 
”Untuk mengantisipasi hal tersbut, sebaiknya wanita yang sedang hamil usahakan jangan sampai sakit. Kalau ada orang sakit di sekitar, hindari. Kalau badan merasa tidak enak, segera periksakan diri dan sebisa mungkin hindari infeksi,” tutup dr. Fadli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif