Terkait hal ini, seorang Fashion Director & Editor, Farid Fayaki pun menjelaskan bahwa gaya busana itu bisa dengan mudah memberikan banyak persepsi.
Di sini batik dianggap sebagai sesuatu yang bernilai tinggi. Karena itu, masyarakat berharap bahwa batik dipadupadankan dengan sesuatu yang lebih formal.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Fashion adalah personal statement. Dari gaya berbusana mencerminkan identitas dan refleksi diri. Setiap orang memang punya hak untuk berekspresi dalam gaya berpakaian. Namun sebagai influencer, yang notabene adalah public sample harusnya dapat menjadi contoh dan memberi pelajaran yang ‘benar’ bagi banyak orang,” jelasnya saat dihubungi Medcom.id.

(Farid Fayaki, Fashion Director & Editor. Foto: Istimewa)
“Batik adalah warisan budaya yang memiliki value yang tinggi karena batik dibuat melalui proses yang panjang. Dari setiap motif dan warna yang diciptakan memiliki makna tersendiri. Batik mencerminkan budaya indonesia yang santun dan dinamis. Jadi memang ada baiknya untuk menyajikan penampilan batik dalam kemasan ‘yang berbudaya Indonesia’,” lanjutnya.
Sebagai Fashion Director, Farid menganjurkan agar batik dipasangkan dengan celana bahan atau celana yang berwarna gelap.
“Batik yang dikenakan Atta adalah batik dengan corak kontemporer. Ada baiknya untuk memadukannya dengan celana bahan (tailor pants) atau jika ingin berkesan modern, gunakan celana jin dalam nuansa atau warna yang gelap. Selain memberi kesan elegan, juga menampilkan citra modern namun tetap dalam karakter budaya Indonesia,” ujarnya.
Namun semua pada akhirnya kembali pada selera masing-masing. Jadi, kombinasikanlah pakaian-pakaian dengan sesuatu yang Anda anggap tepat dan membuat Anda nyaman.
“Tidak ada rumusan atau formula dalam berbusana, namun mengerti value atau nilai budaya membuat kita menghargai dan memaknai dengan benar bagaimana seharusnya menampilkan batik dalam tampilan yang tepat,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)