Situasi dalam keluarga ternyata memengaruhi kemampuan anak dalam belajar, mulai dari bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua, hingga faktor sosial ekonomidan sebagainya.
Berikut, penjelasannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
1. Merasa diabaikan orang tua
Ketika seorang anak merasa diabaikan, secara negatif, hal tersebut memengaruhi kemampuan mereka dalam belajar, demikian hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Pelayanan Keluarga dan Anak AS.
Anak-anak yang diabaikan di rumah atau terbiasa dirawat pengasuh kebanyakan memiliki kemampuan kognitif yang relatif rendah dibandingkan mereka yang memiliki kedekatan dengan ayah ibunya.
2. Status ekonomi
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di University of British Columbia menguji kecerdasan akademis anak berdasarkan latar belakang sosial dan ekonomi.
Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Kognitif dan Neurosains ini menemukan, anak-anak status sosial ekonomi rendah memiliki nilai akademis yang cenderung lebih rendah ketimbang anak-anak yang berada dalam keluarga berkecukupan.
Hipotesis penelitian berasumsi bahwa status ekonomi dan sosial berkontribusi dalam penyediaan fasilitas belajar bagi anak-anak di rumah. Anak-anak dari kalangan mampu umumnya mendapat fasilitas memadai yang dapat menunjang belajarnya.
3. Gangguan otak dan psikologis
Sejumlah masalah psikologis dan perilaku membatasi kemampuan anak dalam berbicara, memahami bahasa, serta berpikir. Seorang anak dengan gangguan perkembangan dan perilaku (seperti anti sosial atau autisme), umumnya memiliki kemampuan terbatas saat berinteraksi dan belajar, dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh dengan normal.
4. Pengalaman sosial
Pengalaman sosial memengaruhi kemampuan anak dalam menyerap pelajaran, terutama pelajaran yang berhubungan dengan bahasa. Ketika anak tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, maka kemungkinan ia akan kesulitan dalam memahami bahasa, begitu juga ketika ia diminta mengungkapkan pendapatnya.
Arahkan anak untuk membina hubungan sosial dengan kawan sebayanya. Selain membantu anak memahami bahasa, anak yang dibiasakan bersosialisasi biasanya tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. (Livestrong).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)