Gaya David Bowie. (Foto:nytimes)
Gaya David Bowie. (Foto:nytimes)

Transformasi Gaya David Bowie Menginspirasi Dunia Fashion

Rona gaya david bowie
Sri Yanti Nainggolan • 14 Januari 2016 15:29
medcom.id, Jakarta: David Bowie memang master dari segala hal yang menarik. Tak takut bermain cepat dan tak memandang gender, ia menciptakan dirinya kembali tanpa henti dengan jelmaan baru yang menginspirasi remaja pria dan wanita untuk meniru gaya dan musiknya. 
 
Pada 1970, di sampul album 'The Man Who Sold the World', ia adalah seorang anak jalanan dengan memakai rok vintage. Setahun kemudian, ia menikmati momen Greta Garbo, aktris film Swedia lawas, pada sampul album 'Hunky Dory'. 
 
Kemudian, ia mengalami mutasi legendaris pada album 'Aladin Sane' (1973). Dengan rambut merah dan gambar petir di wajah, sang alien radikal bernama Ziggy Stardust, dan kesederhanaan yang asing dari 'Thin White Duke'.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


10 tahun kemudian, Bowie secara bertahap menetap pada perannya sebagai kepala utama dari ambiguitas gender yang lembut. Perubahannya tak pernah berhenti, dan ia menunjukkan pada lebih dari satu generasi bagaimana seorang seorang pria bisa menjadi seorang feminim yang kuat. Izin untuk memiliki kebanggaan dalam ekpresi personalnya tersebut menginspirasi beragam macam individu melalui beberapa dekade. 
 
Joey Arias, artist kabaret yang berdandan berlawanan dengan gendernya, yang muncul bersama Bowie dan artis Jerman Klaus Nomi selama pertunjukan Saturday Night Live pada 1979 mengatakan bahwa, ia benar-benar berubah setelah Bowie memberi Arias dan Nomi USD14 juta untuk membeli kostum malam itu. Mereka membeli gaun merah dan hitam, sementara Bowie hanya mengenakan blazer pelayan dan rok pendek. 
 
Desainer ternama Jean Paul Gaultier menemukan inspirasi dalam berbagai penampilan Bowie. Belakangan ini pada koleksi Rock Star (2013), termasuk pakaian catsuit bintang yang berkilauan. Dalam wawancara dengan majalah Out tahun 2013, Gaultier pertama kali melihat Bowie pada tur album 'Low/Heroes' tahun 1978 dimana dia sangat terkejut melihat setting panggung yang seluruhnya terdiri dari neon putih. "Itu, tak ada yang melakukan hal tersebut. Pada awal konser, ia muncul sebagai Marlene Dietrich, namun dengan jaket kapten berwarna putih dan topi, jelas terlihat ia tidak berperan sebagai kapten, namun ia menjadi Marlene Dietrich versi pria," ujarnya.
 
Secara konstan menemukan orang-orang kreatif untuk berkolaborasi, Bowie adalah orang pertama yang menemukan desainer Kansai Yamamoto yang membuatkannya pakaian untuk era Ziggy Stardust. "Dengan cara itu ia selalu menjadi pelopor," Gaultier menjelaskan. 
 
Meskipun Bowie sering menggambarkan dirinya sebagai makhluk dari planet lain, hal yang membuatnya sangat disenangi banyak orang adalah ia tampaknya tidak pernah menghakimi orang lain sebagai alien. Dia hanya ingin menemukan kembali dirinya pada istilah sendiri dan yang paling penting, ia tidak pernah ingin menjadi bosan.
 
Desainer mana yang tak terinspirasi dari fesyen David Bowie. Baik pakaian untuk pria maupun wanita, hampir semuanya terinspirasi gaya David Bowie. David Bowie tak hanya tentang gaya tapi juga tentang fesyen.
 
Penampilannya selama di panggung menciptakan beragam kesan. Setiap penampilannya memiliki kekuatan dan dampak terhadap beragam penampilan. (Rollingstone)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(LOV)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif