Termasuk juga Indonesia. Ramadan yang jatuh pada pertengahan tahun bertepatan dengan pergantian ke musim kemarau di Indonesia.
Nah, untuk mengantisipasi efek negatif dari panasnya suhu saat berpuasa, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan, ada berbagai upaya yang bisa Anda lakukan supaya ibadah puasa tetap berjalan lancar. Berikut beberapa tipsnya seperti dikutip dari Emirates247.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
1. Perhatikan asupan nutrisi
Salah satu faktor penting untuk mengatur suhu tubuh dalam merespons panas adalah nutrisi. Pada dasarnya apa pun yang merangsang dehidrasi tubuh haruslah dihindari. Konsumsi air merupakan nutrisi paling penting untuk mencegah dehidrasi.
Hindari minuman berkafein dan makanan mengandung garam, minyak, dan pedas Aturan praktis yang baik adalah setiap orang harus minum 30 sampai 35 ml air per kilo berat badan.
2. Hindari paparan sinar matahari langsung
Bagi yang tinggal di wilayah yang memiliki suhu panas ekstrem, Anda sebaiknya menghindari sinar matahari langsung. Contohnya saja di Uni Emirat Arab, puncak suhu panas terjadi sekitar pukul 12.00 siang hingga pukul 16.00.
Penggunaan krim tabir surya maupun pakaian yang dapat melindungi diri dari panas sangat disarankan.
3. Pantau warna urine
Salah satu cara untuk mengetahui tingkat hidrasi saat berpuasa di musim panas adalah dengan memantau warna urine. semakin gelap warna urine, semakin rendah tingkat hidrasi tubuh.
4. Kenali stres terhadap panas
Ada tiga tingkatan stres karena panas yakni kram otot, kelelahan berupa dehidrasi ringan sampai berat, dan stroke. Tahap paling parah jika terpapar panas adalah mengalami kejang-kejang atau stroke.
Gejala lainnya saat terpapar panas yang tinggi yakni merasa lelah dan haus. Produksi keringat sangat banyak hingga kram otot, mual, kehilangan nafsu makan hingga mudah marah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (PRI)