Rupanya, puasa saat pesta olahraga dunia bukan sekali terjadi. Sebelumnya, Olimpiade 2012 juga bertepatan dengan bulan Ramadan. Dari penelitian yang dilakukan saat Olimpiade berlangsung, puasa memiliki efek kecil bagi turunnya performa fisik atau membuat kalah para atlet. Bagaimana dengan sepak bola?
"Puasa memiliki efek pada atlet yang bersaing pada ketengangan tinggi seperti maraton, tapi dampak relatif kecil pada semua atlet," ujar profesor nutrisi olahraga di Loughborough University, Inggris, Ron Maughan, dikutip dari New York Times, Ahad (29/6/2014).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dijelaskan dia, dalam atletik kemungkinan 0.01% hingga 0.1% yang dapat membuat perbedaan antara menang atau kalah karena berpuasa. Sementara di sepak bola ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil.
"Ada begitu banyak variabel dalam sepak bola yang akan hampir mustahil untuk menunjukkan efek," tambahnya.
Puasa, menurut dia, tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan kemenangan tak bisa diraih. "Mungkin adil untuk mengatakan tidak ada dampak yang besar (menang atau kalah)," kata Maughan.
Dalam perhelatan Piala Dunia kali ini, FIFA bakal melakukan sejumlah studi terkait efek puasa terhadap pesepakbola dan tim. Beruntung, masih ada sejumlah pemain muslim yang berlaga di perdelapan final, termasuk para pemain Aljazair.
"Kami telah membuat sebuat studi penting dengan dokter Federasi Sepak bola Aljazair. Hasilnya sangat bagus," kata Ketua Komite Kesehatan FIFA, Dr Michel D'Hooghe.
Menurut hasil penelitian FIFA, kondisi fisik saat berpuasa bergantung pada cara adaptasi tubuh yang baik. "Jika anda melakukan itu secara pintar, kamu bisa beradaptasi dengan sempurna. Sebelum fajar terbit, mereka harus mencukupi hidrasi untuk sehari penuh," kata D'Hooghe membeberkan penelitiannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (JCO)