Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Stinky Tofu/Salman_net
Stinky Tofu/Salman_net

Mencicipi Tahu Busuk, Hidangan Khas Ramadan Muslim Taiwan

Sobih AW Adnan • 08 Juni 2016 21:33
medcom.id, Taipei: Menjalani ibadah puasa di negeri orang tentu memberikan kesan tersendiri. Terlebih jika dalam kesehariannya disertai dengan seabrek tanggung jawab dan pekerjaan. Perbedaan tradisi, iklim, serta kuliner yang dihidangkan menjadi tantangan tersendiri bagi umat muslim yang tengah merantau di saat Ramadan.
 
Seorang buruh migran asal Cirebon, Jawa Barat Salman al-Farisi menceritakan suka duka menjalani ibadah puasa di Taiwan. Menurut dia kondisi iklim yang cukup ekstrem di bulan Ramadan kali ini membuatnya lebih merasa tertantang untuk menahan rasa haus dan lapar saat bekerja.
 
"Panasnya ekstrem, sekitar 37 derajat celcius," kata Salman kepada Metrotvnews.com, Rabu (8/6/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tantangan berikutnya, kata Salman, perlu kejelian saat memilih penganan yang akan dijadikan takjil jelang azan Magrib tiba. Masalahnya, hampir setiap kudapan atau masakan yang disajikan di negeri Naga Kecil Asia ini mengandung minyak babi. Beruntung, di saat Ramadan tiba masyarakat muslim setempat biasa menawarkan Stinky Tofu, sejenis tahu hasil fermentasi dengan aroma yang cukup menyengat.
 
"Orang Indonesia di sini biasa menyebutnya tahu bau atau tahu busuk. Satu porsi biasanya dijual NT$40, atau sekitar 20 ribu rupiah," kata dia.
 
Bagi yang baru menjumpai tahu busuk perlu nyali tambahan untuk sekadar mencicipi. Aromanya yang menyengat serta rasanya yang kecut membuat orang yang belum terbiasa memakannya akan merasa mual.
 
Seseorang muslim pendatang sedang mencicipi Stinky Tofu/Salman
Seseorang sedang mencicipi Stinky Tofu/Salman_net
 
"Rasanya lebih kental dengan rasa asam atau kecut. Awalnya saya juga tidak tahan terhadap baunya. Tapi pas sampai di lidah enak kok," ujar Salman.
 
Jelang berbuka puasa, tahu busuk bisa didapat di masjid-masjid atau di pasar malam. Hidangan dengan racikan bumbu menyerupai pasta ini dijadikan andalan untuk saling berbagi baik warga muslim setempat maupun pendatang.
 
"Di masjid biasanya mereka membawa bekal tahu itu untuk saling tukar dan berbagi, kemudian disantap sebagai hidangan penutup saat berbuka puasa. Di luar Ramadan, tahu busuk juga sering dijumpai di pengajian rutin sesama buruh migran dan warga lokal," kata Salman.
 
Sebelum menjadi hidangan khas saat Ramadan, tahu busuk juga memiliki sejarah yang panjang. Di masa lampau, penganan ini ternyata menjadi hidangan resmi kekaisaran dan sangat disukai oleh Maharatu Ci Xi di masa kejayaan Dinasti Qing.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
LEAVE A COMMENT
LOADING
TERKAIT
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif