Selain Mbah Priok, terdapat tiga belas makam lain yang berada di area seluas 3,4 hektare itu. Makam ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, bahkan saat Belanda masih menjajah Indonesia.
Memasuki kawasan pemakaman, pengunjung akan disambut gapura hijau dengan tulisan "Gubah Al Hadad", yang merujuk pada Mbah Priok. Lokasinya tepat di sebelah Jakarta International Container Terminal (JICT).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di gapura tampak pula gambar periuk penanak nasi, pohon tanjung, dan dayung yang menjadi sejarah perjuangan Mbah Priok. Gambar ini pun menghias hampir seluruh area makam.

Gapura menuju Makam Mbah Priok. Foto: MTVN/Lis Pratiwi.
Melewati gapura, pengunjung menyelusuri jalan beraspal untuk sampai ke area parkir luas dengan toko-toko di pinggirnya. Di ujungnya, terdapat gerbang lain yang tampak lebih tua dari gapura pertama.
Tampak gerbang terbentuk dari bata merah dan dipagari pohon tanjung di depannya. Mulai dari sini, pengunjung harus melepas alas kaki karena telah sampai ke bangunan makam.
Di dalam, pengunjung akan merasakan lantai putih yang dingin, kontras dengan udara Jakarta. Di atasnya, tiang-tiang pancang berwarna hijau serupa warna kesukaan Baginda Rasul Muhammad SAW.
Melangkah lebih jauh ke dalam, barulah pengunjung akan masuk ke area makam sesungguhnya. Bau harum aromaterapi langsung tercium.

Gambar periuk penanak nasi, pohon tanjung, dan dayung yang menghiasi lingkungan Makam Mbah Priok. Foto: MTVN/Lis Pratiwi.
Tampak bangunan lain dengan lima pintu di keempat sisinya. Di sekitarnya tampak pula buku Surat Yasin dan doa bagi pengunjung yang ingin berziarah.
Sayangnya, saat Metrotvnews.com berkunjung, area makam sedang dibersihkan dan diperbaiki sehingga dikunci. Penutupan makam ini sudah dilakukan sejak dua hari lalu dan berlangsung hingga tiga hari ke depan.
Menurut Firman, salah satu penjaga makam, kendati pintu utama makam dibuka, tidak sembarang orang bisa memasukinya. Pun bagi orang yang membersihkan, hanya keturunan habib atau orang-orang terpilih yang diizinkan.
Di hari lain, saat pintu sedang dibuka, pengunjung tetap dilarang masuk. Peziarah umumnya hanya diizinkan sampai ke depan pintu makam untuk berdoa, membaca baca Alquran atau salat di dekatnya.
"Di aula depan sini saja, kalau mau salat pun tidak boleh sampai ke ujung karena akan membelakangi makam," tambah Firman saat ditemui di Jakarta Utara, Kamis 8 Juni 2017.

Pintu menuju pemakaman Mbah Priok. Foto: MTVN/Lis Pratiwi.
Membelakangi makam memang menjadi salah satu larangan di area ini. Sebab, Mbah Priok adalah seorang wali sehingga memunggunginya dianggap tidak sopan.
Selain dilarang membelakangi makam, peziarah yang beruntung masuk ke dalam juga tidak diperkenankan menabur bunga di atas pusara. Sebab, satu-satunya yang diizinkan melakukan itu hanya keturunan Mbah Priok yang tinggal di area makam yakni Habib Sting.
"Cuma Habib Sting yang boleh tabur bunga dan enggak boleh pakai air, harus pakai minyak wangi," tambah Firman.
Baca: ?Penetapan Cagar Budaya Makam Mbah Priok Diwarnai Pro Kontra
Peraturan lain yang diterapkan di area makam adalah dilarang memegang batu nisan, dilarang merokok, dilarang makan dan minum. Pengunjung juga diwajibkan berpakaian sopan.
Makam Mbah Priok pun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak 4 Maret 2017. Mengokohkan status itu agar lokasi ini dapat bertahan di tengah hingar-bingar perebutan lahan di Ibu Kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (OGI)
