Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Empat tiang penyangga Masjid Jami Kali Pasir Tangerang, Banten, masih kokoh sejak ratusan tahun. Foto: Metrotvnews.com/Lis Pratiwi
Empat tiang penyangga Masjid Jami Kali Pasir Tangerang, Banten, masih kokoh sejak ratusan tahun. Foto: Metrotvnews.com/Lis Pratiwi

Masjid Kali Pasir, Cermin Kerukunan Umat Beragama

Lis Pratiwi • 07 Juni 2017 18:40
medcom.id, Tangerang: Wilayah Tangerang terkenal dengan akulturasi budaya Betawi, Sunda, dan Tionghoa. Tak heran, banyak bangunan termasuk tempat ibadah di sini memiliki sentuhan budaya ketiganya.
 
Salah satunya Masjid Jami Kali Pasir yang terletak di pinggir Jalan Kali Pasir, tepatnya di sebelah timur bantaran Sungai Cisadane. Uniknya, tempat ibadah umat Muslim yang berdiri sejak tahun 1608 ini memiliki arsitektur bernuansa Tionghoa.
 
Salah satu yang paling terlihat adalah menara di depan masjid yang mirip pagoda. Ditambah dengan kubah kecil di atap yang bentuknya mirip dengan ornamen khas Tionghoa.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kubah masjid kan umumnya setengah lingkaran, tapi masjid ini unik. Jadi banyak yang bilang begitu (mirip budaya Tionghoa)," kata Dewan Penasihat Masjid Jami Kali Pasir, Achmad Sjairodji, kepada Metrotvnews.com, Rabu 7 Juni 2017.
 
Selain arsitekturnya bernuansa Tionghoa, masjid ini dibangun bersebelahan Klenteng Boen Tek Bio. Klenteng berdiri di kurun waktu yang sama. Jarak keduanya kurang dari 100 meter dan sama-sama berada di Kawasan Pasar Lama Tangerang.
 
"Paling beberapa puluh meter ke belakang masjid itu sampai ke klenteng," tambah Sjairodji.
 
Masjid Kali Pasir, Cermin Kerukunan Umat Beragama
Tempat ibadah umat Muslim yang berdiri sejak tahun 1608 ini memiliki arsitektur bernuansa Tionghoa. Foto: Metrotvnews.com/Lis Pratiwi
 
Tak hanya itu, di awal pembangunannya Masjid Kali Pasir didirikan oleh warga Muslim sekitar dan dibantu warga etnis Tionghoa. Masjid ini menjadi bukti akulturasi budaya dan agama bukan hal tabu untuk dipersatukan.
 
Toleransi beragama lain yang ditunjukkan Masjid Kali Pasir adalah bentuk shaf salatnya yang miring tidak mengikuti arah masjid berdiri. Saf salat miring ini sudah terbentuk sejak awal pembangunan.
 
Kondisi ini disebabkan minimnya lahan yang ada saat itu. Jika masjid dibangun sesuai arah kiblat, rumah warga Tionghoa dan masyarakat lain di sekitarnya akan ikut terbongkar. Maka hal ini dibiarkan sesuai ajaran toleransi dalam Islam.
 
Menurut Sjairodji, kerukunan beragama ini masih diterapkan hingga kini. Saat umat Tionghoa merayakan hari besar, tak jarang mereka menggelar parade hingga ke dekat area Masjid Jami Kali Pasir.
 
Hal sama pun berlaku ketika hari besar keagamaan umat Islam tiba. Warga Tionghoa yang rumahnya tak jauh dari masjid pun menghormati perayaan yang dilakukan. "Jadi toleransi sosial dan toleransi keagamaannya diterapkan," tambah Sjairodji.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MBM)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif