Ketua Yayasan Pitulikur Pulau, Djati Utomo, menyampaikan, kegiatan melepasliarkan tukik ke alam bebas sebagai upaya menjaga kelangsungan ekosistem penyu. Saat ini populasi penyu sisik di Karimunjawa memprihatinkan.
“Waktu yang baik melepas tukik saat matahari terbenam. Mumpung bulan puasa, sekalian kami ajak warga dan wisatawan melepas tukik sambil menunggu waktu berbuka,” kata Djati, Rabu 7 Juni 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Pengendali Ekosistem Hutan pada Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa, Zainul Abidin, menyampaikan, tukik yang dilepasliarkan merupakan hasil penetasan telur penyu di pusat penangkaran di Legon Jaten, Karimunjawa. Telur yang ditetaskan hasil pencarian telur penyu di sejumlah pulau.
“Penetasan telur-telur penyu membutuhkan waktu dua bulan. Penetasan di Legon Jaten,” kata Zainul.
Jhon Hennry, wisatawan asal Medan, mengaku, senang bisa ikut melepasliarkan tukik ke alam bebas. Meski perjalanan wisata ke Karimunjawa kali ini bukan yang pertama, dia mengaku baru kali ini melepasliarkan tukik.
“Sudah lima kali ke sini, tetapi baru kali ini bisa melepaskan tukik ke laut bebas,” ujar Hennry.
Hennry dan Djati sama-sama berharap populasi penyu di Karimunjawa semakin baik. Sehingga akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)
