Masjid dibangun pada 1761 hingga 1812. Saat itu kondisinya masih berupa bangunan kayu dan berlantaikan batu bata. Hingga pada masa kepemimpinan yang di Pertuan Muda Raja Abdurrahman, yakni Sultan Kerajaan Riau Lingga pada tahun 1832, seluruh rakyat diajak bergotong royong dan beramal memugar masjid.
Masjid memiliki 12 buah kubah dengan empat buah menara yang menjulang. Pada Festival Istiqlal tahun 1995, Masjid Raya Sultan Riau ini merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan kubah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga mengamati Alqran yang dipajang di Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Rabu 24 Februari 2016. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat merupakan salah satu peninggalan masa kejayaan Kesultanan Riau yang dibangun pada 7 Rabiulawal 1218 H (1803 M). Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Pada bagian dalam masjid memiliki berbagai peninggalan bersejarah, di antaranya Alquran tulisan tangan Abrurrahman Istanbul yang di tulis pada tahun 1867 Masehi. Ia merupakan ulama yang di utus Sultan belajar ke Turki.
Kemudian lampu kristal hadiah dari Kerajaan Prusia dari Negeri Jerman. Pada bagian depan terdapat mimbar hasil ukiran Jepara yang didatangkan langsung pada masa itu.
Tampak interior Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Rabu 24 Februari 2017. Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Seorang pengunjung asal Kota Pekanbaru, Amin, mengungkapkan, kekagumannya pada struktur konsep pembangunan masjid ini. "Saya takjub dengan pembangunan masjid ini," kata Amin, Kamis 8 Juni 2017.
Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat selalu menarik perhatian para pengunjung, terutama pada bulan Ramadan. Pengunjung dari berbagai daerah serta manca negara berdatangan. Selain menunaikan salat wajib, juga menikmati keindahan bangunan masjid. (Panca Bramasto/Metro TV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MBM)
