Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Ilustrasi/Pixabay
Ilustrasi/Pixabay

Cara Khadijah Tenangkan Nabi Usai Terima Wahyu Pertama

Sobih AW Adnan • 21 Juni 2016 16:21
medcom.id, Jakarta:Angin Mekkah begitu dingin, sementara sisa-sisa takut dan gemetar masih melekat di dada Muhammad. Dengan tergopoh, pria suci yang kini menjadi nabi itu berusaha menyingkir dari Hira, sebuah gua yang telah menjadi saksi turunnya wahyu pertama untuk utusan paling akhir; nabi akhir zaman.
 
Ketika berhasil mencapai mulut gua, Nabi kembali terkejut. Sesosok yang entah itu tiba-tiba kembali berdiri di atas angin sembari berkata, "Wahai Nabi Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan aku adalah Jibril."
 
Rasulullah berusaha memalingkan pandangan, serupa kebingungan. Anehnya, kemana pun ia bergerak, sosok yang baru saja memperkenalkan diri itu selalu merajai penglihatan. Sementara di sepanjang jalan, bebatuan dan pepohonan terdengar mengucap salam. Nabi semakin tergesa, ia menuruni bukit dan pulang ke rumahnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Wahai Abal Qasim, dari manakah engkau? Demi Allah, aku telah menyuruh orang untuk mencarimu hingga ke puncak Mekkah, namun mereka kembali tanpa membawa hasil apapun," sapa Siti Khadijah kala menjumpai Nabi di muka rumah.
 
Nabi terdiam, lantas berkata, "Selimutilah aku!, selimutilah aku!, agar gemetar ini hilang!."
 
Siti Khadijah mengambil selimut dan memakaikannya, lantas suami tercintanya itu ia papah menuju kamar. Setelah tampak sedikit tenang, Khadijah berkata, "Sungguh aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu."
 
Khadijah terus membujuk agar Nabi berkenan menceritakan tentang hal apakah yang telah dialami. Nabi bangkit, ia menceritakan perihal penerimaan wahyu itu secara gamblang dan jelas. Mendengar kabar agung dari Rasulullah SAW, Ummul Mukminin itu terus menenangkan dan berkata:
 
"Jangan takut, tapi bergembiralah!. Allah tidak akan merendahkanmu. Sesungguhnya engkau menyambung hubungan keluarga (silaturrahim), menafkahi kerabat, dan membantu orang-orang tidak mampu. Memberikan jamuan kepada tamu serta menolong orang-orang yang tertimpa musibah. Allah tidak akan mengizinkan setan mengganggumu, mereka tidak akan membuatmu tenggelam dalam khayalan. Tidak bisa diingkari lagi, Allah SWT telah memilih engkau untuk memberi petunjuk kepada kaummu."
 
Rasulullah semakin tenang. Hingga mulai ditapakilah jalan perjuangan sebagai penyampai kebenaran itu, tentu, didukung cinta dan pengorbanan Khadijah.
 
Sumber: Suruj al-Zalam
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif