Tradisi uroe meugang hampir sama dengan di Jawa, yang menyebutnya dengan megengan. Yakni, tiap keluarga membuat makanan dan saling mengantarnya ke tetangga terdekat.
Sedikit yang membedakan. Di Jawa, ketupat dan lepet (sejenis dodol terbuat dari beras ketan yang dibungkus daun kelapa) dibuat setelah datangnya Idul Fitri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di hari-hari ini masyarakat Aceh mulai sibuk. Pasar, jalanan, masjid, dan makam menjadi ramai. Sebagian orang ada yang berziarah ke makam keluarga dan berbelanja keperluan kenduri.
Pada uroe meugang, terasa sekali kebersamaan masyarakat Aceh. Warga yang mampu biasanya menyembelih sapi atau lembu. Sementara warga yang tidak mampu bisa membeli beberapa kilogram daging di pasar untuk disantap seisi keluarga di hari pertama Ramadan.
Ada kebiasaan, masyarakat yang mampu akan memberi daging kepada tetangganya yang tergolong tidak mampu. Ramadan dirasa kurang afdal jika tidak didahului tradisi uroe meugang. Ada anggapan jika tradisi sudah dijalankan, berarti yang bersangkutan bersungguh-sungguh menyambut bulan suci Ramadan dengan senang hati dan ikhlas.
Dalam uroe meugang, sebagian daging dimasak untuk langsung disantap dan sebagian lagi diawetkan menjadi sie reuboh (daging rebus) atau dendeng. Sie reuboh dan dendeng dapat dimakan selama beberapa hari pada bulan puasa.
Memasuki hari kedua, masyarakat pergi ke pantai atau ke tepi sungai untuk menyantap masakan, berkumpul bersama keluarga. Tradisi yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu ini merata dilaksanakan di setiap penjuru daerah Aceh. Pemandangan penyembelihan hewan secara massal, termasuk di kantor-kantor pemerintah dan swasta, bisa ditemui.
Begitu menyatunya masyarakat Aceh menyambut bulan Ramadan. Mereka yang mencari nafkah di perantauan akan pulang kampung (mudik) untuk berkumpul bersama keluarga pada uroe meugang.
Adapun sebagian masyarakat Aceh tradisional di wilayah pesisir biasanya selama satu minggu pertama Ramadan tidak melakukan banyak aktivitas atau bekerja. Waktu yang ada mereka gunakan untuk beribadah.
Petani tidak pergi ke sawah dan nelayan berhenti pergi ke laut untuk sementara. Mereka memfokuskan diri pada ibadah tersebut, dan kebutuhan lauk-pauk di rumah diambil dari daging yang dibeli pada hari meugang tersebut.
Tradisi uroe meugang oleh masyarakat Aceh dilaksanakan tiga kali dalam setahun. Yang pertama saat menyambut puasa, kedua menyambut hari raya Idul Fitri, dan ketiga menyambut Idul Adha. (MI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (DOR)