"Transportasi laut memang paling efektif menuju Pamekasan, tapi masih harus memakai perahu nelayan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pamekasan, Mohammad Zakir, kemarin.
Menurut Zakir, hingga saat ini, belum ada sarana transportasi resmi yang menghubungkan Pamekasan dan Probolinggo atau sebaliknya. Karena itu, Dishub tak bisa melarang pemudik menggunakan perahu nelayan meski tingkat keamanannya minim.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami hanya memantau saja. Nanti saat arus mudik dan balik Lebaran, biasanya pemantauan dilakukan satu minggu dua kali," imbuhnya.
Pemudik menyerbu perahu nelayan karena dianggap lebih murah dan cepat dibandingkan memilih jalur darat. Pemudik hanya mengeluarkan Rp25 ribu untuk sekali jalan. Waktu tempunya pun relatif cepat dibandingkan jika harus menggunakan moda tranportasi darat.
"Kalau naik kapal hanya empat jam. Lewat darat bisa menempuh waktu hingga sembilan jam karena harus memutar dulu ke Surabaya," kata Ibrohim, warga Desa Pegagan, Pademawu, Pamekasan. Selain itu, biaya perjalanannya pun diperkirakan membengkak empat kali lipat jika lewat darat.
Di Madura, menggunakan kapal-kapal nelayan dan pelabuhan rakyat umum dilakukan masyarakat saat musim mudik, khususnya bagi sejumlah warga Madura yang tinggal di kawasan Kepulauan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (UWA)