Sebanyak 113 rumah di Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang direnovasi menjadi lebih layak huni dengan anggaran Rp 2,26 miliar. Program BSPS sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) seperti buruh tani serta peternak sapi "gaduh".
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto melaksanakan program BSPS untuk mengurangi jumlah RTLH sekaligus penghapusan kemiskinan ekstrem (PKE) di seluruh daerah di Indonesia.
"Kami juga siap menjadikan Desa Ngabab sebagai percontohan Kampung/Desa BSPS dengan berkolaborasi dan bekerjasama dengan Baznas maupun sektor swasta lewat dana Corporate Social Resposibility (CSR) untuk membantu masyarakat memiliki hunian yang layak," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 November 2022.
Tahun ini, Kementerian PUPR menyalurkan BSPS di Provinsi Jawa Timur sejumlah 32.033 unit. Jumlah tersebut tersebar di 34 Kabupaten dan Kota di seluruh Jawa Timur. Anggaran program BSPS di Kabupaten Malang senilai Rp12,18 miliar untuk sebanyak 609 unit rumah.
Baca juga: 15.529 Rumah di Kalteng Telah Diperbaiki Secara Gratis |
"Peran Pemda juga sangat penting karena bisa mendorong CSR dari PT Nestle untuk drainase, serta pembangunan jalan lingkungan melalui Dinas Perkim serta bantuan dari Baznas Rp5 juta per unit rumah," jelasnya.
Salah seorang penerima program BSPS di Desa Ngabab, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Hariyadi (37) bersama istrinya Ramiati mengungkapkan keluarganya tidak pernah menduga bisa membangun rumah menjadi layak huni. Apalagi dirinya hanyalah seorang buruh tani dan bekerja serabutan dan tidak memiliki penghasilan tetap.
"Saya hanya bekerja sebagai buruh tani yang hanya dibayar Rp50 ribu selama bekerja setengah hari di ladang. Itu pun kalau ada yang meminta bantuan untuk mengerjakan pekerjaan tani ya kalau tidak ada ya enggak kerja," ujarnya saat ditemui di rumahnya.
Dirinya menceritakan rumahnya dulu hanya dari kayu, berdinding dari anyaman bambu, lantainya tanah dan atapnya sering bocor apabila hujan turun. Namun dengan pendampingan petugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) program BSPS, saat ini rumahnya telah berubah drastis terlihat dari konstruksi pondasi beton, dinding hebel dan memiliki lantai yang diplester.
Sejak mendapatkan sosialisasi program BSPS di Balai Desa Ngabab, Haryadi mulai yakin bahwa rumah layak adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hariyadi pun rela menggunakan tabungan keluarga sebanyak Rp 25 juta untuk menambah dana stimulan dari Kementerian PUPR sekitar Rp 20 juta.
"Sekarang rumah saya jadi lebih layak karena sudah dibangun berkat Program BSPS dan berharap kegiatan ini dilanjutkan ke depan. Kami mendapat pendampingan dari TFL mulai dari sosialisasi hingga saat proses pembangunan dan pastinya BSPS ini gratis dan tidak ada potongan sama sekali," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News