Sudah pasti, ini menjadi salah satu peluang bisnis perumahan yang sangat menjanjikan di Indonesia, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.
"Backlog perumahan saat ini sebesar 12,75 juta yang termasuk didalamnya generasi milenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini yang diperkirakan sebanyak 47 persen belum memiliki rumah merupakan potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia," kata Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo, saat membuka acara Seminar Economic and Property Outlook BTN 2023 bertema "Tantangan Penyediaan Perumahan Rakyat Ditengah Ketidakpastian Ekonomi Global", Rabu, 7 Desember 2022.
Selain diuntungkan dengan bonus demografi tersebut, prospek sektor properti di Indonesia ke depan juga masih bagus jika dilihat dari total penyaluran KPR yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
"Sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang terbukti mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan tetap tumbuh positifnya KPR di tengah turunnya ekonomi nasional dan mampu tumbuh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit selama pandemi," jelasnya.
Baca juga: Ini Tantangan Industri Perumahan di Tahun Depan |
Pertumbuhan KPR triwulan III
Pertumbuhan KPR nasional hingga triwulan III-2022 terpantau tumbuh 7,70 persen yoy, meningkat dibandingkan triwulan II-2022 yang sebesar 6,81 persen. BTN masih menjadi penyalur KPR subsidi atau FLPP terbesar, mendominasi 71 persen dari seluruh total penyaluran FLPP tiga tahun terakhir.Berdasarkan survei dari Bank Indonesia pada kuartal III-2022, sebanyak 74,53 persen responden masih bergantung pada KPR untuk bisa memiliki rumah. "Oleh karena itu BTN akan terus menjadi bank yang fokus memberikan KPR karena top of mind masyarakat KPR Pasti BTN," kata Haru.
Senada, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro juga mengungkapkan pertumbuhan KPR terus menunjukkan perbaikan dengan risiko yang secara umum relatif terjaga. "Selaras dengan hal tersebut, kinerja sektor properti tetap kuat, antara lain tercermin dari perkembangan proyek properti residensial dan apartemen yang tetap baik," ujarnya.
BI telah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100 persen. Kebijakan ini memungkinkan para calon pembeli properti membayar uang muka alias down payment (DP) nol persen, alias tak perlu bayar uang muka ketika memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA). Kebijakan relaksasi ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.
"Perpanjangan pelonggaran kebijakan LTV/FTV KPR hingga 31 Desember 2023 akan mendorong berlanjutnya perbaikan kinerja KPR," jelasnya.
Baca juga: Backlog Perumahan Tinggi, Sektor Properti Diyakini Masih Positif di 2023 |
Penyelesaian backlog perumahan
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menegaskan pemerintah terus berupaya menyelesaikan backlog perumahan melalui program-program bantuan perumahan yang tidak hanya affordable, namun juga equitable serta mendukung sustainabilitas bagi pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan subisidi perumahan.Herry menyebut ada lima usulan pengembangan KPR subsidi yang akan dijalankan pemerintah yakni dengan optimalisasi KPR FLPP, memperluas jangkauan KPR ASN/TNI/Polri, Rent to Own (RTO) untuk MBR Informal, KPR dengan Skema Staircasing Shared Ownership (SS0), serta pemberian KPR Mikro.
Sementara itu, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip mengungkapkan untuk mendorong pasar pembiayaan perumahan lebih kompetitif, dibutuhkan penguatan dari sisi suplai salah satunya dengan meningkatkan penyaluran KPR oleh perbankan.
"Pemerintah melalui BUMN perlu meningkatkan kapasitas penyaluran KPR dengan memberikan tambahan PMN kepada BTN 2023," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id