Pemandangan kompleks olah raga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ketika dalam proses penataan ulang yang berlangsung sejak lebih setahun terakhir. Antara Foto/Wahyu A Putro
Pemandangan kompleks olah raga Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, ketika dalam proses penataan ulang yang berlangsung sejak lebih setahun terakhir. Antara Foto/Wahyu A Putro

Venue Asian Games telan Rp 7,4 T, JK: Itu investasi

Dero Iqbal Mahendra • 05 September 2018 15:32
Jakarta: Pembangunan dan perbaikan venue untuk gelaran Asian Games 2018 menelan biaya total sekitar Rp 7,4 trilyun. Proyeknya tersebar di Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.
 
Jumlahnya bisa mencapai dua kali lipatnya bila komponen biaya operasional dihitung. Belum lagi biaya pembangunan jalan, monorail dan infrastruktur pendukung lainnya tidak termasuk ongkos langsung Asian Games 2018.
 
Pengeluaran sebesar itu sebenarnya merupakan investasi negara untuk kepentingan jangka panjang dan lebih besar yang tidak berhenti di Asian Games 2018. Hal ini ditegaskan Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (4/9/2018).

"Pembuatan stadion dan athlet village itu bukan ongkos, tetapi investasi," kata JK.


Kepentingan lebih besar dan jangka panjang itu adalah pembibitan di antaranya adalah mencetak atlet-atlet berprestasi. Venue dengan kualitas setinggi itu juga modal penting bagi Indonesia menjadi tuan rumah berbagai kompetisi berbagai cabang olahraga tingkat dunia, bahkan Olimpiade setelah Tokyo pada 2020 nanti.

Keberadaan semua venue tersebut juga sebagai ruang terbuka hijau serta fasilitas umum bagi warga setempat. Tidak hanya untuk berolahraga tapi berekreasi, berkreasi dan bersosialisasi. Jaringan infrastruktur digunakan untuk mendukung mobilitas harian dan aktivitas ekonomi warga.
 
baca juga: Berapa nilai venue Asian Games 2018?
 
Ada juga manfaat ekonomi bisa didapat negara. "Athlate village yang membutuhkan biaya Rp 3- 4 triliun pun kalau dijual malah untung," sambung JK.
 
Athlate village yang dimaksud adalah Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. Konsep poyek yang dikerjakan Kementerian PUPR dan merupakan aset milik Sekretariat Negara ini merujuk kepada komplek kampung atlet Olimpiade Tokyo 2020.
 
baca juga: Kapan wisma atlet jadi rusun?
 
Wisma Atlet di Kemayoran dibangun dengan konsep apartemen. Setiap unitnya seluas 36 meter persegi dan masing-masing punya dua kamar tidur. Di masing-masing kamar memiliki fasilitas seperti AC, living room, dapur, serta pemanas air.
 
Terdiri dari 10 tower Rusun yang terdiri dari tiga tower di Blok C-2 sebanyak 1.932 unit dan tujuh tower di Blok D-10 dengan jumlah total hunian 5.494 unit. Rencannya setelah selesai Asian Paragames 2018 pada Oktober mendatang, sebagian di antaranya akan dijual atau disewakan kepada masyarakat.
 
Sebagian sisanya dijadikan rusun dinas bagi apatur sipil di lembaga pemerintahan. Khusus untuk seribuan unit rusun yang ditempati para atlet peserta Asian Paragames 2018, peruntukannya bagi warga lanjut usia dan penyandang cacat.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan